Jakarta, KompasOtomotif — Belakangan, Mitsubishi Motors Corporation (MMC) disibukkan dengan kasus manipulasi klaim bahan bakar terhadap 625.000-an kei car, termasuk yang ikut dijual Nissan di Jepang. Atas kasus ini, investigasi akan dilakukan lebih mendetail, termasuk pada model-model lain yang dijual di seluruh dunia.
Pernyataan ini sebenarnya sudah ada di rilis resmi MMC untuk media pada 20 April 2016 lalu. Namun, untuk menghindari kesimpangsiuran pemberitaan, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai pemegang merek Mitsubishi di Indonesia kembali menegaskannya melalui media gathering khusus.
Menurut Hisashi Ishimaki, Presiden Direktur KTB, di Jakarta, Jumat (29/4/2016), mengutip penjelasan eksekutif MMC saat konferensi pers di Jepang, semua model akan ikut diinvestigasi, termasuk model-model yang dipasarkan di Indonesia.
"Komite investigasi sudah dibentuk, dan penyelidikan sudah dimulai. Kami belum tahu hasilnya, jadi kami belum bisa memprediksi efeknya untuk pasar Indonesia," ucap Ishimaki di depan wartawan.
Dirinya mengatakan bahwa investigasi dilakukan di Jepang. Efek negatif untuk pasar Indonesia juga diperkirakan tidak terjadi, mengingat regulasi di Indonesia tidak mewajibkan merek untuk mendaftarkan klaim konsumsi bahan bakar, kecuali LCGC.
"Kami tidak punya LCGC, dan model yang kami jual di sini ada yang CBU, dan ada juga yang rakitan lokal. Kami tidak pernah mengiklankan konsumsi pada brosur tentang klaim konsumsi BBM," ucap Ishimaki.
Dari pernyataan itu, KTB secara tak langsung sama sekali tidak mengkhawatirkan efek yang terjadi, andai ada model yang dijual di Indonesia—setelah diinvestigasi—masuk dalam mobil-mobil yang tak sesuai dengan klaim awal konsumsi BBM.
Transparan
Dalam kesempatan ini, KTB juga berjanji akan transparan dan tidak menutup informasi apa pun terkait permasalahan ini. Ishimaki mengatakan, begitu ada hasil resmi penyelidikan dari Jepang, atau perkembangan terkait masalah ini kemudian diumumkan, pihaknya siap meneruskannya ke konsumen.
"Khawatir atau tidak dengan pasar Indonesia, kondisinya akan sama saja. Kami sudah di sini selama 46 tahun, dan kami akan transparan dan jujur terhadap isu apa pun. Kalau ada info konkret, kami akan umumkan. Kalau memang ada salah, kami akan akui kesalahan itu dan meminta maaf," ucap Ishimaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.