Ginza, KompasOtomotif – Sejak tahun lalu PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) sebagai pemegang merek Mitsubishi di Indonesia ingin memasarkan Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) di Indonesia, namun rencana itu tidak berjalan mulus. Kendala yang sempat diungkap yaitu saat proses uji tipe, tapi ternyata kendalanya bukan hanya itu saja.
Outlander PHEV memiliki dua sumber tenaga, yaitu mesin 2.0L DOHC MIVEC dipadu dengan motor listrik bertenaga baterai Lithium-ion bertegangan 300 volt dan berkapasitas 12 kWh. Masalahnya, ruang yang seharusnya menjadi tempat ban cadangan digunakan untuk meletakan baterai. Regulasi uji tipe di Indonesia menyatakan, semua model yang dijual wajib memiliki ban cadangan.
Presiden KTB Hisashi Ishimaki mengatakan tidak punya rencana menjual PHEV di Indonesia.
"Masalah pertama, tidak lolos homlogasi. Selain itu tidak ada subsidi dari pemerintah,” katanya saat berbincang dengan wartawan Indonesia di Ginza, Tokyo, Jepang, Senin (1/11/2015).
Teknologi canggih yang bertujuan menjadikan Outlander PHEV lebih ramah pada lingkungan mengatrol harga jualnya di pasaran lebih tinggi dari model Outlander konvensional. Ishimaki menyebutkan di banyak negara, pemasaran Outlander PHEV didukung pemerintah lokal.
Salah satu solusi dari masalah itu adalah memproduksi lokal di Indonesia. Tapi kendalanya sangat sulit mendapatkan 80 persen komponen lokal. “Kita harus melakukan banyak usaha, termasuk memproduksi mesin. Prioritas kami saat ini untuk low MPV,” ucap Ishimaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.