Dengan hasil ini, Toyota mengklaim sudah berhasil menyumbang hingga 85,8 persen terhadap kinerja ekspor mobil CBU nasional, bila mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), yakni 107.448 unit.
“Apa yang dicapai TMMIN dan pelaku industri otomotif lainnya ini tentunya tidak terlepas dari dampak positif sejumlah kebijakan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir ini,” kata Wakil Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono, dalam keterangan resminya, Rabu (5/8/2015).
Ke dapan, Warih berharap, iklim usaha bagi perkembangan industri otomotif akan terus membaik, sehingga peran dalam ikut mendorong perekonomian nasional terus meningkat. “Tidak hanya Toyota, prinsipal otomotif lainnya telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi, sehingga potensi industri ini semakin besar,” kata Warih.
Selama enam bulan pertama tahun ini, Vios tercatat sebagai model dengan pertumbuhan ekspor terbesar, hampir empat kali lipat dari periode sama tahun sebelumnya. Sedan mini ini menyumbang 23.800 unit, melesat 388,5 persen dari sebelumnya cuma 4.900 unit saja. Vios mulai dirakit lokal di pabrik Karawang II, Jawa Barat, sejak 2013, sedangkan ekspor mulai bergulir Maret 2014.
Peningkatan ekspor juga terjadi pada model andalan lainnya, yakni Fortuner dan Innova. Sebagai basis produksi Fortuner, Indonesia berhasil mengirim 25.400 unit CBU, naik 4,9 persen dari sebelumnya 24.200 unit. Sedangkan ekspor Kijang Innova naik 7,1 persen dari 7.600 unit menjadi 8.200 unit untuk periode yang sama.
“Meski kontribusi ekspor terbesar berasal dari Fortuner, namun peningkatan tertinggi berasal dari Toyota Vios. Terutama setelah volume ekspor Vios meningkat menjadi sekitar 3.500 unit per bulan mulai Agustus 2014,” ujar Warih.
CKD
Sementara itu untuk ekspor kendaraan dalam bentuk terurai atau completely knock down (CKD) situasinya relatif stabil sepanjang semester pertama tahun ini. Ekspor tercatat 21.100 unit. Sementara untuk komponen besar, ekspor mesin gelondongan tercatat 21.731 unit. Juga ada mesin khusus pengonsumsi etanol yang berhasil dikirim hingga 4.900 unit. Mesin ini sudah mulai diproduksi TMMIN sejak 2010 dan dipasok ke Argentina.
Direktur Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN I Made Dana Tangkas menyatakan bahwa peningkatan ekspor ini dapat menjadikan industri otomotif menjadi salah satu pemain penting penunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini sejalan dengan semangat Toyota Berbagi (Bersama Membangun Indonesia) melalui penyediaan produk dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, menjadi bagian dari perkembangan industri otomotif nasional, serta berperan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.