Keseriusan ini juga menunjukkan pertaruhan besar yang diambil pemerintah Jepang dengan menggulirkan teknologi baru yang sebenarnya belum terbukti. Abe sebelumnya sudah mengatakan siap memberikan diskon khusus 20.000 dollar Amerika Serikat (Rp 229,9 juta) untuk konsumen yang mau beli kendaraan model terseut. Jika estimasi pasar di awal-awal peluncuran ratusan unit sampai 10.000 unit saja, maka dibutuhkan dana talangan hingga 200 juta dollar AS (Rp 2,29 triliun).
Diskon untuk kendaraan berbahan bakar hidrogen akan memanfaatkan pemasukan dari pajak. Berkat insentif ini, mobil fuel cell bisa dibeli konsumen dengan banderol sekitar 50.000 dollar AS, setara dengan sedan kecil premium sekelas BMW Seri 3. Abe mengaku, finalisasi dan mekanisme insentif ini tengah dirampungkan.
Taksi
Berkat insentif ini, mobil hidrogen yang siap dipasarkan Toyota tahun depan akan terjangkau bagi perusahaan taksi dan penyewaan mobil. Selain itu, infrastruktur berupa 100 stasiun pengisian hidrogen juga ditargetkan kelar di seluruh Jepang, Maret 2015 mendatang. Jepang terus mengampanyekan pengurangan emisi gas buang dan menargetkan pada 2040 akan terbebas sama sekali dari masalah polusi itu.
"Masih sulit untuk membuat mobil ini popular di konsumen umum, tapi dengan subsidi seperti ini tentu akan menciptakan efek pada perusahaan yang mau mempromosikan dirinya 'hijau'. Seperti lagi menanam bibit untuk pertumbuhan di masa depan," beber Tomohide Kazama, konsultan senior dari Nomura Research Institute, dilansir Reuters (23/7/2014).
Infrastruktur
Tantangan lain yang harus dihadapi kendaran fuel cell adalah ketersediaan infrastruktur berupa stasiun pengisian hidrogen. Hal ini juga yang diperlihatkan oleh pemerintah Jepang di bawah komando Abe.
Abe menargetkan bisa memiliki 100 stasiun pengisian hidrogen di daerah perkotaan di seluruh Jepang. Untuk mendorong ini, disiapkan insentif lagi, 2 juta dollar AS untuk setiap pendirian stasiun bagi perusahaan yang berminat. Sedangkan untuk membangun satu stasiun pengisian hidrogen dibutuhkan dana sekitar 4-5 juta dollar AS.
Artinya, pemerintah kembali harus menyiapkan dana 200 juta dollar AS untuk mewujudkan ambisinya itu. Pemerintah Jepang berkomitmen akan terus menawarkan insentif khusus bagi kendaraan fuel cell sampai mobil ini bisa lebih ekonomis seperti hibrida pada 2020-an.
"Subsidi ini menjadi salah satu kunci pemicu penjualan, tapi tentu tidak akan diberikan selamanya. Saya pikir, pesan yang coba disampaikan adalah kita perlu menekang biaya produksi," beber Koichi Kojima, Insiyur Senior yang terlibat dalam proyek mobil fuel cell.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.