Tokyo, KompasOtomotif – Setiap tetes bensin kini sangat berarti bagi produsen untuk membuat mobilnya makin irit. Karena itulah, berbagai sistem dengan biaya yang cukup mahal terus dikembangkan. Salah satu yang masih banyak dipilih saat ini adalah hibrida, menggabungkan mesin bensin atau diesel dengan motor listrik.
i-MMD
Salah satu sistem hibrida baru yang cukup mendapatkan perhatian dari para insinyur otomotif menjelang akhir tahun lalu adalah Honda. Teknologi tersebut dikembangkan untuk Accord 2014, khusus untuk hibirda plug-in atau PHEV. Honda menyebutnya intelligent Multi-Mode Drive (i-MMD), menggunakan dua motor listrik.
Menurut Honda, dengan teknologi hibrida baru ini, konsumsi bahan bakar Accord PHEV yang dites dengan metode EPA, mencapai 50/45/47 mpg atau 21,3/ 19,2/20,0 kpl di dalam kota/tol dan kombinasi. Klaim lain, menjadikan Accord PHEV paling irit di antara sedan empat pintu yang dijual di Amerika Serikat.
Accord PHEV, baterainya juga bisa diisi langsung melalui listrik di rumah. Untuk itu, baterai lithium-ion berkapasitas 6,7 kWh (hibrida biasa 1,3 kWh) Untuk mesin bensin, dipilih 2,0 liter, bekerja dengan siklus Atkinson dan i-VTEC. Tambahan lain, rem regeneratif yang bisa mendaur ulang energi yang dilepaskan saat mobil direm.
“Mesin dan kedua motor yang digunakan pada PHEV sama dengan hibrida biasa,” jelas Hiroo Shimada, Kepala Powertrain Design yang dikutip oleh Society Automotive of Engineering. Perbedaannya, unit baterai.
3 Mode
Dengan 2 motor listrik, Honda bisa membuat 3 mode berkendara: mobil listrik (EV), hibrida (gabungan mesin bensin dan motor listrik) dan mesin bensin saja. Saat ini Honda mengaku sedang mengembangkan sistem “hibrida sport” tiga motor.
“ Sistem hibrida Honda sebenarnya integrated motor assist (IMA). Jadi, memperbaruinya dengan sistem terbaru, bisa dikatakan hal yang kontra. Kami berusaha mengembangkan berbagai sistem yang berbeda. Akhirnya memutuskan memilih I-MMD karena ukuran komponen lebih kecil dan ringan,” beber Shimada
Dijelaskan pula, posisi magnet motor juga berbeda, dipasang membentuk sudut atau tidak dalam satu sumbu. Hasiolnya, dengan tambahan menggunakan logam khusus untuk magnet, motor listrik menghasilkan torsi 1,8 kali lebih besar dari standar.
Motor listrik untuk menggerakkan mobil - tipe magnet permanen sikronous AC– menghasilkan tenaga 124 kW dan torsi 306 Nm. Motor listrik yang satu lagi, hanya sebagai generator, diputar oleh mesin bensin.
Energi listrik yang dihasilkan generator diberikan ke motor listrik yang bertugas menggerakkan roda. Motor ini juga bertugas menghidupkan mesin bensin kembali setelah mati saat “idle–stop”.
E-CVT
Untuk memuluskan kerja PHEV, Honda menggunakan Electronic CVT (E-CVT) yang dikontrol oleh Integrated Power Unit (IPU). Saat melaju dari kecepatan sedang ke tinggi, mesin bensin memacu mobil melalui E-CVT. Caranya kopling dikunci sehingga mesin langsung menggerakan roda.
Pada mode EV atau sebagai mobil listrik, kopling dibebaskan. Motor listrik tidak lagi hubungan dengan mesin bensin yang mati. Dengan ini, kerugian gesek pada mesin yang bisa membebani motor listrik bisa dicegah. Rahasia lain, Honda tidak lagi menggunakan konverter torsi untuk E-CVT. Malah E-CVT dimanfaatkan untuk mengontrol putaran mesin dan motor listrik untuk memperoleh efisiensi dan respon mesin yang lebih cepat pada setiap mode.
Ditambahkan, Accord hibrida ini lebih 99 kg dari versi non-hibrida. Bobot tersebut berasal dari motor listrik tambahan dan baterai.
Untuk meningkatkan efisiensi, Honda menggunakan ban khusus, hambatan rendah dan subrangka depan dari aluminium untuk menurutkan bobot. Bemper belakang juga dibuat dari aluminium untuk membantu tambahan offset buat penempatan baterai yang berada di belakang.
Kompensasinya, digunakan stabiliser berdiameter lebih besar, 19 mm di depan dan 16 mm di belakang agar mobil tidak oleng saat membelok atau bermanuver. Bahkan, servo rem digerakan oleh motor listrik.
Selanjutnya, fungsi rem dikontrol secara elektronik. Dengan cara ini, memungkinan rem regeneratif dari motor listrik bisa membantu memperlambat mobil dan tidak lagi hanya menganadalkan rem gesek yang dioperasikan hidraulik. Rem gesek tidak diperlukan sampai kendaraan melaju pada kecepatan 8 kpj. Rem renegeratif mulai berkerja ketika pengemudi melepas pedal gas. Efek rem regeneratif semakin besar ketika pedal rem ditekan dan terus berlanjut sampai mobil berjalan 1,6 kpj.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.