Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etika Berkendara di Musim Kemarau, Awas Debu

Kompas.com - 04/09/2024, 11:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Musim kemarau menimpa sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi ini memicu banyaknya debu di jalan, sehingga pengendara perlu lebih waspada demi keselamatan bersama.

Seperti yang diketahui debu di jalan dapat berpengaruh terhadap kualitas permukaan jalan dan dapat membatasi jarak pandang ketika beterbangan.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, berkendara di jalan berdebu ada dua permasalahan terkait jarak pandang dan jalan yang lebih licin.

Baca juga: Cerita di Balik Kemegahan Megaproyek IKN, Soal Debu Proyek hingga Tak ada Akses Air Bersih


“Soal jarak pandang, ini dipengaruhi oleh debu yang beterbangan, sebisa mungkin jangan membuatnya beterbangan saat berkendara di jalan tertentu,” ucap Sony kepada Kompas.com, belum lama ini.

Sony mengatakan, debu yang beterbangan ini akan membuat jarak pandang pengguna jalan dan orang-orang disekitarnya menurun. Sehingga, dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

“Jika melaju terlalu kencang, tentu akan membuat kondisi makin parah, jarak pandang akan semakin menurun sehingga akan mengganggu lalu lintas,” ucap Sony.

Baca juga: Para Pekerja Takut Paru-paru Mereka Terpapar Debu Pelabuhan Tanjung Priok

Kondisi Jalan Negara, Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kotor dan berdebu, terdapat ceceran adukan semen dari truk-truk peggangkut material konstruksi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kamis (8/2/2024). Jika hujan, jalan menjadi kotor, penuh lumpur, dan licin.
KOMPAS.com/ADITYA MAHENDRA Kondisi Jalan Negara, Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kotor dan berdebu, terdapat ceceran adukan semen dari truk-truk peggangkut material konstruksi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kamis (8/2/2024). Jika hujan, jalan menjadi kotor, penuh lumpur, dan licin.

Menurut Sony, menjaga kecepatan saat melintas di jalan berdebu adalah bentuk keamanan dalam berkendara dan etika terhadap warga sekitar.

“Menjaga kecepatan saat melewati jalan berdebu juga akan mengurangi risiko tergelincir, karena debu sifatnya licin, seperti pasir, jadi sangat berbahaya untuk dilalui kendaraan,” ucap Sony.

Terkait berapa batasan kecepatan saat melewati jalan berdebu, menurut Sony relatif tergantung kondisi di sana. Sehingga, pengendara harus pandai membaca situasi di lapangan.

Baca juga: Damkar Semprotkan Air Kurangi Hawa Panas dan Debu di Pelabuhan Ciwandan

“Jika kecepatan 20 Kpj debu bisa beterbangan, maka perlu lebih pelan lagi menjadi 15 Kpj, jika masih ya perlu dikurangi lagi, ini soal etika berkendara tentu saja, meski tidak ada hukum pidana yang dilanggar,” ucap Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau