Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Penjualan Mobil Masuk Jebakan 1 Juta Unit Selama 10 Tahun

Kompas.com - 10/07/2024, 07:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar kendaraan roda empat atau lebih Indonesia kini sedang mengalami fase one million trap atau tejebak di angka satu juta unit selama satu dekade belakangan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), hingga 2023 belum pernah penjualan mobil melebihi satu juta unit. Penjualan mobil tertinggi, masih terjadi pada 2013 dengan 1.229.811 unit.

Periode tersebut ketika pertama kali program kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) atau lebih dikenal Low Cost Green Car (LCGC) dirilis. Segmen ini langsung bekontribusi lebih dari 30 persen penjualan nasional.

Baca juga: Produksi Roda Dua ASEAN Masih Melambat, Indonesia Tetap Dominan

Ilustrasi penjualan mobilKOMPAS.com/STANLY RAVEL Ilustrasi penjualan mobil

Pengamat otomotif sekaligus peneliti senior di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB) Universitas Indonesia, Riyanto menjelaskan terdapat beberapa faktor utama yang melandasi kondisi terkait.

Salah satunya ialah terjadi lonjakkan harga mobil di periode 2013-2022 yang tidak diikuti pertumbuhan pendapatan per-kapita. Sehingga, membuat masyarakat jadi kesulitan untuk memiliki kendaraan baru.

"Secara empiris, harga pada seluruh jenis kendaraan paling berpengaruh. Lantas, pendapatan per-kapita, tingkat suku bunga kredit, kurs atau nilai tukar, dan harga bahan bakar," kata dia di Jakarta, Selasa (9/7/2024) malam.

"Berdasarkan data, pendapatan per-kapita dan harga jual mobil selama periode 2000-2013 itu tumbuh beriringan. Di mana, pendapatan masyarakat tumbuh 28,26 persen sementara harga mobil naik 21,23 persen," ucap Riyanto.

"Namun, pada periode 2013-2022, pendapatan kita naik hanya 3,65 persen setiap tahun. Sehingga tidak cukup membeli mobil baru (naiknya harga mobil lebih besar) dan pada akhirnya penjualan mobil rata-rata turun 1,64 persen," lanjut dia.

Baca juga: Fungsi Penting Oli Mesin yang Jarang Diketahui

Kondisi gap antara pendapatan per-kapita dengan penjualan mobildok.LPEM FEB UI Kondisi gap antara pendapatan per-kapita dengan penjualan mobil

Ia mencontohkan, untuk Toyota Avanza tipe G pada tahun 2000 masih dibanderol RP 102 juta. Kemudian mengalami kenaikkan menjadi sekitar Rp 160 juta di 2013, hingga mencapai Rp 255 jutaan pada akhir 2023 kemarin.

Sedangkan pendapatan masyarakat dalam lima tahun belakangan, naiknya tidak begitu sgnifikan yaitu hanya sekitar tiga persen saja.

"Jadi ibaratnya harga naik drastis tetapi pendapatan kita lambat (naiknya). Maka dari itu, sejak 2013-2015 penjualan mobil bekas mulai naik secara konstan," ucap Riyanto.

"Sekarang, diprediksi transaksi mobil bekas itu mencapai 1,4 juta per-tahun. Maka sebenarnya pasar kita sudah dua juta lebih, tetapi setengahnya masih ada di mobil bekas sebagai imbas lebarnya jarak harga mobil baru dengan pendapatan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau