SOLO, KOMPAS.com - Pengoperasian mobil transmisi matik yang lebih mudah tanpa harus menggunakan kopling untuk perpindahan gigi, membuat banyak masyarakat memilih kendaraan ini.
Meski begitu, mobil matik juga ada mode manual yang memungkinkan pengemudi untuk mengatur perpindahan gigi secara manual. Mirip dengan transmisi manual, tapi tanpa perlu injak pedal kopling.
Tidak sedikit pengguna mobil matik menggunakan mode manual untuk memberikan kendali lebih pada kendaraan, terutama saat melewati tanjakan atau ketika membutuhkan akselerasi cepat.
Baca juga: Rayakan 40 Tahun, BMW Tunas Berikan Exclusive Loyalty Program
Namun, apakah penggunaan mode manual yang terlalu sering bisa menimbulkan dampak negatif?
Muchlis, Pemilik Bengkel Spesialis Toyota Mitsubishi, Garasi Auto Service, mengatakan, penggunaan mode manual pada mobil matik tidak memiliki dampak negatif.
“Menurut saya tidak ada, selama penggunaanya benar. Misal rpm maksimal 4.000 rpm sudah dipindah ke gigi atas, atau amannya maksimal 3.000 rpm,” kata Muchlis kepada Kompas.com, Jumat (14/6/2024).
Ini menunjukkan bahwa kunci utama penggunaan mode manual adalah memahami batasan dan cara kerja transmisi matik itu sendiri.
Baca juga: Diskusi Interaktif, Edukasi Keselamatan Berkendara buat Anak Muda
Selama pengemudi memperhatikan putaran mesin atau rpm dan tidak memaksakan transmisi bekerja di luar batas optimalnya, pengemudi bisa memberikan kontrol tambahan tanpa menyebabkan kerusakan pada transmisi.
Namun, Muchli mengatakan, aneh rasanya jika mobil matik menggunakan mode manual, sebab sudah diberikan kemudahan tapi memilih jalan yang sulit.
“Tapi aneh juga kalau mobil matik sering mode manual. Beli matik biar tidak ribet, kok sering pakai mode manual,” kata Muchlis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.