Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumus Pasang Busi, Perhatikan Torsi dan Jangan Asal Kencang

Kompas.com - 23/04/2024, 11:22 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar pemilik kendaraan, baik sepeda motor atau mobil, mungkin sudah biasa melakukan bongkar pasang sendiri, termasuk untuk masalah pergantian busi.

Secara proses, bongkar pasang busi ketika akan diganti baru atau untuk sekadar pengecekan memang bisa dilakukan sendiri. Namun yang kurang diperhatikan adalah soal aturan main ketika akan memasang atau saat melepas.

Paling utama yang harus diperhatikan adalah menghindari pemasangan atau pelepasan busi ketika mesin masih panas. Hal ini penting untuk mencegah kerusakan pada ulir atau drat di silinder mesin.

Selain itu, pemasangan busi juga wajib jadi perhatian, terutama soal tingkat kekencangannya. Bila torsi tidak tepat, maka bisa berdampak fatal bagi busi.

Baca juga: Tak Hanya Performa, Busi Juga Punya Peran Tekan Polusi Udara

Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia, yang merupakan pemegang merek busi NGK di Indonesia menjelaskan, torsi yang dimaksud adalah putaran yang tidak tepat, seperti terlalu kendur atau kencang.

Torsi pemasangan busi NGK Torsi pemasangan busi

"Contoh apabila terlalu kencang, maka berpotensi membuat ulir menjadi rusak yang membuat nantinya bisa sulit untuk dilepas kembali," ujar Diko, kepada KOMPAS.com, beberapa waktu lalu.

Dampak buruk lainnya ketika memasang busi terlalu kencang, lanjut Diko, dapat membuat center electrode hingga terminal nut berisiko rusak. Bila demikian, maka bisa mempengaruhi fungsi busi hingga performa mesin.

Proses pemasangan busi yang baik menurut Diko juga ditentukan dari tiga hal, yakni tipe busi yang menggunakan gasket atau tanpa gasket, ukuran diameter ulir busi, dan tipe kepala silinder mesin yang menggunakan cas iron atau alamunium.

Baca juga: Ini Penyebab Ban Mobil Terkunci Setelah Dicuci

Untuk detailnya sebagai berikut ;

Busi dengan gasket

Seiring pemakaian busi mobil bisa kotor dan harus dibersihkanKompas.com/Erwin Setiawan Seiring pemakaian busi mobil bisa kotor dan harus dibersihkan

Tipe busi dengan gasket ukuran diameter 18 mm, maka torsi pengencangannya 35-45 Nm atau rotasi putaran setengah atau dua pertiga putaran, diameter 14 mm torsi pengencangan 25-30 Nm dengan rotasi yang putaran sama.

Sementara ukuran diameter 12 mm torsi pengencangan 15-20 Nm atau rotasi putaran setengah putaran, diameter ukuran 10 mm torsi pengencangan 10-12 Nm atau setengah putaran, dan diameter ukuran 8 mm torsi pengencangan 8-10 Nm atau sepertiga putaran.

Busi tanpa gasket

Untuk tipe busi tanpa gasket, ukuran diameter 18 mm torsi pengencangannya 20-30 Nm atau rotasi putarannya seperenambelas, dan diameter 14 mm torsi pengencangan 15-25 Nm dengan rotasi putaran sama, seperenambelas putaran.

Baca juga: Ini Kunci Ganda Terbaik untuk Cegah Curanmor

Hal lain yang yang harus diperhatikan saat pemasangan adalah penggunaan kunci businya. Menurut Diko pastikan kunci busi sesuai dengan spesifikasi mesin dan heksagonal busi.

Hal lain yang menyebabkan busi retak dan paling sering terjadi akibat dari proses pemasangan busi dengan kunci busi yang tidak tepatFoto: NGK Hal lain yang menyebabkan busi retak dan paling sering terjadi akibat dari proses pemasangan busi dengan kunci busi yang tidak tepat

"Ini perlu diperhatikan karena penggunaan ukuran kunci busi yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin dapat mengakibatkan kunci busi tersangkut sehingga dapat menggagalkan proses pemasangan atau pelepasan busi. Jika tidak memungkinkan menggunakan kunci torsi yang sesuai maka metode penggunaan sudut derajat pengencangan sudah mampu mewakili," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau