Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Durasi Ideal Waktu Istirahat Berkendara Saat Arus Balik Lebaran 2024

Kompas.com - 14/04/2024, 09:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengimbau masyarakat yang melakukan perjalanan mudik Lebaran 2024 untuk kembali pada 12-13 April 2024.

Hal ini untuk menghindari puncak arus balik yang diprediksi mulai terjadi kepadatan hingga 15 April 2024.

Seiring dengan hal tersebut, Kepolisian Republik Indonesia pun menyiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas guna menjamin keamanan dan kenyamanan selama arus balik.

Bagi pemudik yang memakai mobil pribadi hendak melakukan perjalanan di hari ini, diimbau mentaati aturan yang sudah ada.

Baca juga: Cara Mencegah Mobil Overheat Saat Terjebak Macet

Suasana di dermaga 1 Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten saat arus mudik Lebaran 2024.KOMPAS.COM/RASYID RIDHO Suasana di dermaga 1 Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten saat arus mudik Lebaran 2024.

Kabid humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengatakan, tindakan melanggar aturan lalu lintas termasuk mengemudi dalam kondisi mengantuk, sering kali berakhir tidak menyenangkan.

Sebab, kecelakaan yang karena ketidakpatuhan terhadap aturan lalu lintas, dapat berakibat fatal dan seringkali dapat dihindari dengan menjaga konsentrasi dan kehati-hatian saat berkendara.

"Kemudian lakukan pemeriksaan rutin terhadap rem, lampu, dan ban mobil sangatlah penting guna mengurangi risiko terjadinya kecelakaan di jalan raya," kata dia dalam keterangannya, Jumat (12/4/2024).

Adapun cara terbaik untuk mencegah ngantuk saat menjalani arus balik Lebaran 2024 ialah dengan istirahat yang cukup, setidaknya setiap tiga jam berkendara dengan durasi 30 menit.

Baca juga: Kecelakaan Bus Rosalia Indah, Pentingnya Penumpang Pakai Sabuk Pengaman

Ilustrasi lalu lintas kendaraan di London, Inggris.ITV.com/PA Ilustrasi lalu lintas kendaraan di London, Inggris.

“3-4 jam berkendara perlu jeda istirahat 30 menit. Justru istirahat di perjalanan itu lebih penting untuk keselamatan jika dibandingkan tidur lama sebelum bepergian,” kata Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana kepada Kompas.com.

Saat kondisi lemah dan dipaksa untuk mengemudi bisa sangat berisiko karena membuat respon mengemudi berkurang.

“Konsentrasi tinggi otot-otot dan respon feeling turun. Maka, yang penting itu manajemen waktu istirahat. Biar tetap rileks sampai ke tujuan,” kata Sony.

Dengan kesadaran dan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas, diharapkan dapat mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya selama perjalanan balik.

“Keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya adalah tanggung jawab bersama. Mari bersama-sama menjaga perjalanan balik agar tetap aman dan nyaman bagi semua pemudik,” kata Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau