Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Pengemudi di Indonesia, Enggan Mengalah dengan Bus

Kompas.com - 05/04/2024, 17:21 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi jalanan di Indonesia bisa dibilang semrawut. Sering ditemui pengemudi yang enggak mau mengalah, dari berbagi lajur sampai menerobos lampu lalu lintas.

Misal pada video yang diunggah akun Dashcam Indonesia, memperlihatkan pengemudi yang sulit mengalah. Terlihat dari arah kanan perekam, ada bus TransJakarta yang mau ke kiri, sudah menyalakan lampu sein juga.

Cuma, perekam tidak mau mengalah, sambil menekan klakson dan memberi lampu jauh beberapa kali. Kolom komentar unggahan tersebut kebanyakan menyalahkan sikap pengemudi yang tidak sabaran.

Baca juga: Todongkan Pistol ke Pengendara Lain, Pelaku Koboi Jalanan di Mampang Ditangkap Polisi

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dashcam Indonesia (@dashcamindonesia)

 

"Itu busnya sudah kasih sein, badan (bus) sudah setengah masuk. Orang mah mengalah," ucap akun mzbnjry, dikutip Kompas.com, Jumat (5/4/2024).

"Setengah lebih badan bus sudah masuk sebelum potong jalan. Tolong jangan samakan bus dengan mobil ya," kata aku donnycharli.

Sebenarnya sering kejadian pengemudi yang tidak mau mengalah di jalan. Menurut Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, pengemudi di Indonesia itu banyak yang stres.

Baca juga: Jalur Alternatif Pantura Sayung Demak Rawan Banjir Rob

"Saat stres, otak mendapat sinyal negatif sehingga ego meningkat. makanya terjadi tindakan yang dilakukan di jalan raya tidak sesuai dengan norma keselamatan. Sudah enggak bisa lagi mengalah, berbagi ruang, kasih kesempatan, dan lain-lain," kata Sony kepada Kompas.com, Jumat (5/4/2024).

Sony mengatakan, menjaga fokus dan konsentrasi di jalan bukan hal yang mudah. Makanya di Indonesia, banyak kejadian tidak mengalah karena sulit untuk memiliki perasaan yang positif di jalan.

"Orang di jalan stres karena, pertama, kondisi lalu lintas yang semrawut. Kedua, karakter pengemudi yang terbangun salah. Ketiga, tidak memiliki manajemen perjalanan yang baik," kata Sony.

Bisa dibilang, pendidikan berlalu lintas sama sekali tidak diajarkan sejak kecil atau di bangku sekolah. Makanya orang di jalan tidak punya acuan bagaimana berperilaku yang benar, seperti beretika, berbagi, mengalah, dan berpikir selamat.

"Akhirnya masing-masing pengemudi menerjemahkan aturan dengan berbeda-beda. Perbedaan ini yang menimbulkan konflik kepentingan masing-masing pengemudi," kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com