Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbaikan Sistem Pemesanan Tiket Bisa Cegah Pencurian di Bus AKAP

Kompas.com - 24/02/2024, 14:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Sistem pemesanan tiket bus antar kota antar provinsi (AKAP) bisa dibilang lebih sederhana jika dibandingkan dengan pemesanan tiket pesawat atau kereta api.

Penumpang atau pemesan tiket bus AKAP umumnya tidak perlu mencantumkan data diri resmi seperti KTP atau sejenisnya. Asal pembayaran dilakukan maka setiap penumpang bisa mendapatkan tiket bus sesuai kota tujuan.

Meski demikian, kondisi pemesananan tiket bus dari waktu ke waktu terus mengalami perbaikan hal ini terjadi lantaran pihak perusahaan otobus (PO) memang berusaha memperbaiki pelayanan.

Baca juga: Begini Tips Terhindar dari Aksi Pencurian Saat Naik Bus AKAP

Penampakan bus AKAP yang terparkir di area Terminal Poris Plawad, Tangerang, Kamis (28/12/2023). Di area terminal, para penumpang cenderung sepi menjelang momen tahun baru 2024.KOMPAS.com/M Chaerul Halim Penampakan bus AKAP yang terparkir di area Terminal Poris Plawad, Tangerang, Kamis (28/12/2023). Di area terminal, para penumpang cenderung sepi menjelang momen tahun baru 2024.

Hanya saja saat ini potensi pencurian di dalam bus masih marak terjadi. Salah satu penyebabnya bisa karena identitas setiap penumpang bus tidak wajib dicantumkan.

Hariyadi, Pengemudi bus AKAP PO Raya mengatakan, sebenarnya operator bisa melakukan antisipasi aksi copet di kabin bus dengan melakukan pendataan lengkap para penumpang yang mau naik, misalnya seperti alamat lengkap sesuai KTP.

“Jadi misalnya yang mau berangkat Hariyadi, tapi yang beli Fathan, tulis di tiketnya Hariyadi garis miring Fathan, alamatnya ditulis sesuai KTP. Ini buat antisipasi aja, cuma kadang agen tidak mau tulis karena sulit dilakukan kalau lagi ramai,” ucapnya kepada Kompas.com, Selasa (8/3/2022).

Baca juga: Deretan Bus AKAP yang Punya Layanan Pramugari

Suasana Terminal Bus AKAP Lebak BulusKOMPAS.com/ JANLIKA PUTRI Suasana Terminal Bus AKAP Lebak Bulus

Alamat yang ditulis lengkap ini sebenarnya dilakukan agar pencuri berpikir ulang saat mau melakukan aksinya. Sehingga, ketahuan ketika ada barang yang hilang, satu penumpang yang dicurigai menjadi pencuri bisa ditelusuri sampai ke rumahnya.

"Saat ini tingkat kejadian kemalingan bus AKAP sudah jarang terjadi kalau dibandingkan dulu. Penumpang harus mengisi data diri dengan jujur sesuai KTP dan nomor ponsel. Harus isi data dengan jelas juga mau naik dan turun di mana," kata Junet, salah satu sopir bus dari PO Garuda Mas, kepada Kompas.com, Selasa (25/7/2023).

Junet menjelaskan, bila ada penumpang yang terlihat mencurigakan, kru bus akan langsung melihat datanya pada tiket. Dari data yang ada di tiket bisa ketahuan dia naik dari mana, turun di mana, dan di mana rumahnya.

Baca juga: Curhat Tata, Sopir Bus AKAP yang Penghasilannya Turun Drastis hingga Terpaksa Menginap di Terminal


Apabila ada barang yang hilang dan orang tersebut dicurigai sebagai pelaku, kru segera melacak pelaku dari data diri yang didaftarkan pada tiket.

“PO Garuda Mas sendiri krunya ada banyak. Kita tinggal koordinasi dengan anggota lain di grup untuk melacak pelaku. Tapi alhamdulillah kita belum pernah dan jangan sampai kejadian hal seperti itu (pencurian),” ucap Junet.

Junet mengatakan, meski dalam PO Garuda Mas belum pernah terjadi pencurian, sistem pendataan data diri ini memiliki fungsi penting untuk menelusuri barang bawaan antar penumpang tertukar. Dari data diri di tiket tersebut bisa dilacak untuk menukar kembali.

Maka dari itu, menurut Junet sistem pemesanan tiket bus AKAP bisa menekan peluang pencurian dengan wajib mencantumkan data diri sesuai KTP atau sejenisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com