Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Sebut Ekspor Mobil ke Meksiko Masih Terhambat

Kompas.com - 23/01/2024, 12:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan bahwa hambatan ekspor mobil ke Meksiko belum menemui titik terang.

Perusahaan belum bisa menambah model dan volume ekspor, usai Meksiko terapkan pembatasan impor dalam bentuk jadi atau utuh (Completely Built-Up/CBU), 2023 lalu.

"Saat ini belum ada kabar baru. Tapi kami sudah kunjungan dan berdiskusi dengan Duta Besar Meksiko. Lihat saja progress-nya nanti," kata Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, Bob Azam di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).

Baca juga: Klaim Kelebihan Baterai LFP yang Dipakai Mobil Listrik BYD

Ilustrasi ekspor mobil.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Ilustrasi ekspor mobil.

Menurut dia, keputusan yang akan diambil nantinya masuk ranah pemerintahan alias Government to Government (G to G).

Sebab saat ini antara Indonesia dengan Meksiko belum memiliki Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan TransPasifik (CPTPP) dan Free Trade Agreement (FTA) alias perdagangan bebas.

"Macam-macam (solusi perdagangannya), bisa FTA, kebijakan bilateral yang saling menguntungkan semisa kita impor etanol dan ekspor mobil ke sana," ucap Bob.

Sebelumnya, Toyota mengeluhkan adanya hambatan ekspor mobil buatan dalam negeri ke Meksiko usai pemerintah lokal membuat pembatasan kuota impor.

Baca juga: Toyota Indonesia Pastikan Sudah Setop Produksi Sienta

Ilustrasi ekspor mobil.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Ilustrasi ekspor mobil.

Kabar tersebut lantas ditangkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan bertekad bakal melakukan diskusi secara bilateral.

"Ada cara untuk bagaimana kita bisa masuk untuk pasar yang lebih luas di negara-negara Amerika Latin, antara lain pemerintah sedang mempelajari CPTPP, karena CPTPP akan membuka pasar seluruhnya di Amerika Latin," kata dia di Tangerang, Banten, Rabu (19/10/2023).

Menurut pandangan Airlangga, membuat perjanjian dagang seperti CPTPP cukup realistis karena waktu yang diperlukan tak lama seperti FTA.

"FTA itu tidak satu tahun (selesai dalam satu tahun), itu 1-2 tahun baru kita bisa akses pasarnya," ujar Airlangga.

CPTPP sendiri merupakan suatu perjanjian dagang antara Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.

Baca juga: Penyebab Ibu-ibu Meresahkan Saat Naik Motor di Jalan

Ilustrasi ekspor mobil.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Ilustrasi ekspor mobil.

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyebut pihaknya bersama Kementerian Luar Negeri berupaya untuk meningkatkan ekspor otomotif ke wilayah Amerika Latin dan Meksiko, di antaranya melalui FTA serta penambahan kuota impor.

"FTA dengan Amerika Latin dan Meksiko masih dalam proses penjajakan dan cukup aktif dibahas beberapa kementerian dan lembaga terkait," kata dia.

Sembari menunggu solusi dari pemerintah, pihak TMMIN berinisiatif mengunjungi Meksiko secara langsung pada 19-21 November 2023.

Dalam kesempatan tersebut, perusahaan melihat langsung potensi pasar Meksiko dan mencari peluang untuk melakukan ekspansi bisnis melalui meningkatkan ekspor otomotif.

Langkah ini dirasa perlu mengingat Meksiko merupakan salah satu pengimpor mobil tebesar bagi Indonesia setelah Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com