Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DRMA Siap Tingkatkan Kapasitas Produksi untuk Perluas Komponen EV

Kompas.com - 22/01/2024, 16:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan manufaktur komponen otomotif Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) akan memperluas pasar ke komponen kendaraan bermotor listrik atau electric vehicle (EV).

Dengan adanya pelonggaran aturan mengenai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada kendaraan listrik yang bertujuan untuk membangun ekosistem EV nasional, perusahaan bertekad bakal tingkatkan produksi.

Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso mengatakan, bila perseroan akan mendukung penuh setiap kebijakan pemerintah, terutama terkait upaya percepatan pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Baca juga: Masih Terbatas, Deretan Mobil Hidrogen yang Sudah Dipasarkan

Cuaca panas berpotensi merusak beberapa komponen mobilshutterstock Cuaca panas berpotensi merusak beberapa komponen mobil

“Kita akan memanfaatkan aturan TKDN ini untuk semakin meningkatkan kapasitas produksi dan perluasan portofolio komponen kami sehingga semakin diperhitungkan di pasar internasional,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (21/1/2024).

Menurutnya, dengan memanfaatkan fleksibilitas yang diberikan oleh perubahan regulasi, DRMA berkomitmen untuk mengembangkan komponen-komponen inovatif, meningkatkan kualitas, dan memperluas kapasitas produksi komponen, khususnya yang terkait EV.

Perusahaan juga berencana untuk melakukan ekspansi guna memenuhi permintaan dari merek-merek otomotif di Indonesia, baik kendaraan roda dua maupun roda empat.

Sejalan dengan prospek dan potensi industri otomotif Indonesia di tahun 2024, pemerintah memberikan kelonggaran waktu pencapaian target TKDN kendaraan listrik sebesar 40 persen.

Baca juga: Ketahui Penyebab Motor Listrik Terbakar Saat Dicas

Pekerja merakit komponen mobil di pabrik baru Isuzu, di Karawang, Jawa Barat, Selasa (7/4/2015). Pabrik Isuzu Karawang Plant berlokasi di kawasan Suryacipta City of Industry ini memiliki kapasitas produksi 52 ribu unit per tahun dan dapat dikembangkan menjadi 80 ribu unit per tahun.TRIBUNNEWS / HERUDIN Pekerja merakit komponen mobil di pabrik baru Isuzu, di Karawang, Jawa Barat, Selasa (7/4/2015). Pabrik Isuzu Karawang Plant berlokasi di kawasan Suryacipta City of Industry ini memiliki kapasitas produksi 52 ribu unit per tahun dan dapat dikembangkan menjadi 80 ribu unit per tahun.

Pelonggaran tersebut tertuang dalam Perpres Nomor 79 Tahun 2023 tentang perubahan atas Perpres 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Langkah ini bertujuan untuk memberi kesempatan bagi para merek luar untuk berinvestasi di Indonesia dan, melakukan lokalisasi, sehingga industri komponen mobil listrik lokal dapat tumbuh dan berkembang.

Relaksasi aturan TKDN tersebut telah memberikan dampak positif, dimana akhir-akhir ini marak peluncuran mobil listrik dengan harga yang lebih murah, karena dirakit di Indonesia dengan menggunakan komponen lokal.

Ini merupakan potensi besar bagi bisnis produksi komponen otomotif yang dijalankan DRMA.

Dengan rekam jejak kuat yang dimiliki, DRMA telah memproduksi komponen otomotif untuk mitra dengan beberapa merek ternama dari Jepang dan Korea.

Baca juga: BMW Rajai Pasar Mobil Mewah di Indonesia 2023

Beberapa merek ternama tersebut telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi komponen mereka, yang kemudian komponennya akan diekspor ke berbagai negara lain.

Dengan kemampuan produksi komponen yang telah memenuhi standar internasional, DRMA juga telah dipercaya untuk pengadaan komponen bagi merek-merek lain.

Sebagai contoh, pada Yaris Cross, Hyundai Creta, hingga Stargazer. Oleh karena itu, dengan kelonggaran TKDN yang diberikan pemerintah, DRMA juga bersiap untuk membidik pasar luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com