Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Marak Terjadi Kecelakaan, PO Bus Harus Berbenah

Kompas.com - 02/01/2024, 09:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan bus belakangan ini masih kerap terjadi. Terakhir, ada PO Bhinneka yang terguling di Tol Jakarta-Cikampek, tercatat enam orang meninggal dunia, lalu ada PO Handoyo di Tol Cipali dengan 12 orang korban jiwa.

Tentu kecelakaan seperti ini begitu miris, apalagi di tengah para PO bus tengah berloma menawarkan fasilitas yang nyaman buat para penumpang. Sayangnya, masih ada PO yang kurang memperhatikan tentang keselamatan.

Menanggapi kejadian kecelakaan yang berulang, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan, soal kecelakaan, penyebabnya memang luas, ada yang kesalahan pengemudi, ada juga karena hal teknis.

Baca juga: Akses Bandara Ngurah Rai Macet, Kemenhub Sediakan Shuttle Bus Gratis

Kecelakaan maut dialami Bus Handoyo jurusan Yogyakarta-Bogor di Tol Cipali pada Jumat (15/12/2023) sore.
Dok, Tribun Jabar Kecelakaan maut dialami Bus Handoyo jurusan Yogyakarta-Bogor di Tol Cipali pada Jumat (15/12/2023) sore.

"Saya bisa melihat masih ada yang rencah kepeduliannya terhadap keselamatan diri (pengemudi) dan yang dibawa (penumpang)," kata pria yang akrab disapa Sani kepada Kompas.com, Senin (1/1/2024).

Selain itu, menurut Sani faktor libur Natal dan Tahun Baru juga pengaruh, kondisi jalan padat dan para pengemudi punya jadwal pemberangkatan yang berantakan. Alhasil kru bus agak mengejar waktu, jadi kurang memperhatikan keselamatan.

Sani melihat untuk saat ini sudah banyak PO yang lebih memperhatikan tentang bus yang dimilikinya. Jadi pengetahuan pengemudi tentang kendaraan yang dibawa sudah ditingkatkan, harapannya untuk meminimalisir kecelakaan.

Baca juga: Arus Balik, One Way Tol Cipali Arah Jakarta Diberlakukan


"Kami mengimbau dan berharap para PO yang belum sadar keselamatan biar disadarkan kembali. Bisa dengan mengubah pola operasional dan pengupahan kru, bukan setoran," kata Sani.

Harapannya kalau sistem operasionalnya upah, maka pengemudi bisa lebih tenang dan berpikir untuk melayani masyarakat. Lalu perhatikan juga soal kualitas pengemudinya dari sebelum perekrutan.

"Pengemudi dari awal rekrut harus jelas data rekam jejaknya dari pekerjaan sebelumnya," ucap Sani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com