Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Suhu Mesin Mobik Naik saat Terjebak Kemacetan

Kompas.com - 31/12/2023, 14:01 WIB
Erwin Setiawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Malam pergantian tahun identik dengan kemacetan lalu lintas karena banyak masyarakat keluar rumah untuk mengikuti agenda malam tahun baru. Sebagai pengendara, perlu mewaspadai penyakit umum mobil dalam kemacetan. 

Salah satunya adalah overheat atau panas berlebih pada mesin. Penyakit ini menjadi momok bagi pengendara karena dampaknya bisa sampai membuat mobil turun mesin.

Secara umum, mobil dibelaki indikator suhu air radiator di area speedometer. Dengan demikian, pengemudi bisa memantau suhu air radiator secara berkala untuk mengetahui apakah mesin mengalami overheat atau tidak selama libur Tahun Baru 2024.

Pada kondisi tertentu suhu air radiator ini bisa naik dan turun mengikuti kondisi berkendara serta lingkungan. Misal saat berkendara di lingkungan dingin maka suhu bisa lebih rendah.

Baca juga: Ingat, Utamakan Mobil yang Naik Saat di Tanjakan

Lamborghini Aventador alami overheat di Jalan Panjang Arteri, Sabtu (14/1/2023)INSTAGRAM/IINU3312 Lamborghini Aventador alami overheat di Jalan Panjang Arteri, Sabtu (14/1/2023)

Suhu air radiator juga bisa naik ketika mesin dipacu lebih kencang, beban berat, menanjak atau saat kemacetan. Bila kondisi seperti ini terjadi pada mobil Anda, maka perlu waspada atau sebaiknya memeriksanya ke bengkel.

Elin Estanto Pemilik GK Auto Service Gunung Kidul mengatakan kenaikan suhu air radiator yang tidak wajar menandakan ada kerusakan pada sistem pendingin, ini tidak boleh dibiarkan.

“Bila suhu air radiator naik pada saat-saat tertentu saja misal saat menanjak atau macet, kemungkinan yang ada masalah pada kipasnya, karena kondisi berkendara seperti itu memungkinkan pendinginan hanya mengandalkan kipas,” ucap Elin kepada Kompas.com, Sabtu (30/12/2023).

Baca juga: Cegah Overheat, Apa Mobil Wajib Istirahat saat Perjalanan Liburan?

Bahaya membuka tutup radiator pada mesin yang sedang mengalami overheatDok. @achmad_subechi Bahaya membuka tutup radiator pada mesin yang sedang mengalami overheat

Berbeda dengan saat mobil melaju konstan di jalan raya, maka pendinginan mesin akan terbantu oleh angin dari depan kendaraan. Sehingga, meski kipas bermasalah tidak akan terlalu berdampak pada suhu air pendingin.

“Suhu air radiator yang dilaporkan kepada pengendara kan berdasarkan pengukuran di area coolant, tepatnya setelah coolant bertugas mendinginkan mesin, sehingga ketika mesin kerja keras dapat membuat suhu naik,” ucap Elin.

Namun, kenaikan suhu air radiator ini bisa dikatakan normal bila sistem pendingin bekerja sesuai kapasitasnya sehingga kenaikan suhu tidak akan berlanjut sampai menyebabkan kerusakan mesin.

Baca juga: Overheat Jadi Masalah Utama VW Klasik

Mobil Mazda Astina dengan nomor polisi N 1197 GR yang dikendarai oleh Maria Ulfa (58) asal Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur mendadak terbakar. KOMPAS.com/ Nugraha Perdana Mobil Mazda Astina dengan nomor polisi N 1197 GR yang dikendarai oleh Maria Ulfa (58) asal Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur mendadak terbakar.

“Kecuali ada kerusakan pada sistem pendingin yang menyebabkan proses pendinginan coolant tidak maksimal, misal motor kipas radiator lemah, dia berputar tapi putarannya pelan, atau salah satu kipas pada level kecepatan tertentu mati, maka ini berdampak,” ucap Elin.

Efek dari kipas yang tidak berputar dengan optimal dapat mempengaruhi seberapa tinggi kenaikan suhu air pendingin saat kondisi menanjak, beban berat atau macet.

“Kalau dibiarkan tentu berisiko, terburuknya ya turun mesin karena kenaikan suhu mesin secara pasti dapat membuat perubahan bentuk pada komponen mesin yang terbuat dari logam,” ucap Elin.

Baca juga: Jangan Dipaksakan, Ini Tanda Transmisi Matik Mengalami Overheat

Jadi, kenaikan suhu air radiator yang tidak wajar dapat mengindikasikan ada kerusakan pada sistem pendingin. Bila sudah demikian, mobil wajib dibawa ke bengel untuk segera mendapatkan pemerisaan dan perbaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau