SLEMAN, KOMPAS.com - Salah satu kerusakan peredam kejut pada mobil adalah bocor. Secara visual tampak ada basahan oli, artinya sebagian cairan peredam kejut sudah ada yang keluar. Sehingga, kemampuannya dalam meredam kejutan menjadi berkurang.
Perlu diketahui peredam kejut bertugas meredam ayunan pegas saat mobil melaju di jalan tidak rata sehingga harapannya pengendara di dalam kabin tidak merasakan guncangan.
Dengan memanfaatkan karakter fluida yang akan mengalir perlahan lewat lubang-lubang sempit, peredam kejut dapat mengurangi jumlah ayunan lebih baik.
Baca juga: Kekuatan Pegas Pengaruhi Keras Lembutnya Suspensi Mobil
Anang, Mekanik Aha Motor Yogyakarta mengatakan salah satu ciri-ciri peredam kejut sudah waktunya ganti adalah terdeteksinya kebocoran, berupa basahan oli.
“Jika shock absorber basah kemungkinan itu tanda telah terjadi kebocoran, sehingga peredaman menjadi tidak optimal seakan pegas bekerja sendirian, saat melewati jalan tidak rata dengan pelan, mobil akan terasa mengayun beberapa kali,” ucap Anang kepada Kompas.com, Jumat (1/12/2023).
Dengan jenis kerusakan yang sama, gejala lain juga bisa dirasakan pengendara saat mobil melaju cukup kencang lalu menghajar lubang atau jalan tidak rata.
Baca juga: Bukan Keras, Mitsubishi Klaim Karakter Suspensi XForce Khas SUV
“Jika laju mobil pelan terasa berayun-ayun, sebaliknya ketika mobil melaju kencang akan menyebabkan pegas mentok akibatnya timbul suara keras saat menghajar lubang atau polisi tidur,” ucap Anang.
Anang mengatakan peredam kejut lemah juga bisa tidak ditandai dengan kebocoran oli. Sehingga secara visual badan shock masih kering tapi ketika diuji peredamannya lemah.
“Biasanya peredam kejut dengan kondisi seperti itu bisa diperbaiki dengan menyuntiknya atau menambahkan cairan, karena seal luarnya masih bagus,” ucap Anang.
Baca juga: Mengulik Perbedaan Suspensi Mitsubishi XForce dan Xpander
Namun, menurut Anang jika katup atau lubang-lubang kecil di dalam peredam kejut sudah bermasalah kemungkinan dengan menambahkan cairan saja tidak akan menolong.
“Katakanlah katup di dalam peredam kejut sudah rusak, jika kondisinya menutup maka saat ditekan shock menjadi keras atau cepat membal, tapi jika rusaknya kondisi membuka maka saat ditekan shock ambles, tidak mau membalik,” ucap Anang.
Jadi, jenis kerusakan di atas bisa terjadi dengan atau tanpa diikuti kebocoran pada peredam kejut menurut Anang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.