Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Klaim Permintaan Mobil Listrik Bekas Tinggi, tapi Stok Jarang

Kompas.com - 22/11/2023, 11:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sepanjang 2023 permintaan mobil listrik diklaim mengalami kenaikan. Tidak hanya model baru keluaran pabrik, tapi juga yang bekas.

Menurut pernyataan sejumlah pedagang, mobil listrik bekas memang sangat digemari di pasaran. Popularitasnya juga cukup tinggi, terbukti dari banyaknya konsumen yang mencari.

Sayangnya, pasar mobil listrik bekas nampaknya belum sepenuhnya berkembang. Sebab, tingginya permintaan tidak seimbang dengan ketersediaan stok.

Redaksi sempat melakukan penelusuran dan mengunjungi beberapa sentra serta diler mobil bekas besar. Setelah berkeliling cukup lama, memang tidak ditemukan adanya mobil listrik.

Baca juga: Skema Kredit Mobil Listrik Toyota bZ4X, Cicilan mulai Rp 18 Jutaan

Deretan mobil bekas di area Gading Serpong, Tangerang. Penjual mengklaim minat konsumen meningkatKompas.com/Daafa Alhaqqy Deretan mobil bekas di area Gading Serpong, Tangerang. Penjual mengklaim minat konsumen meningkat

Lambertus Darian, Pemilik Diler Mobil Bekas Lamberindo Auto Gading Serpong menjelaskan, dirinya cukup aktif menjual mobil listrik bekas, dan perputarannya diklaim sangat cepat.

“Kemarin ada Ioniq 5, baru aja kejual Sabtu, padahal belum ada seminggu (masuk diler),” ucapnya saat berbincang dengan Kompas.com di Tangerang, Selasa (21/11/2023).

Darian mengatakan, minat konsumen untuk mobil listrik bekas memang sangat tinggi. Namun tantangan yang dia hadapi saat ini adalah ketersediaan stok masih terbatas.

Baca juga: Tips Membeli Mobil Bekas, Sebaiknya di Bulan-bulan Ini Saja

Wuling Air evDok/Trie Wuling Air ev

“Logikanya ya, mobil listrik baru ramai kan tahun ini (2023), jadi sekennya itu jarang banget. Sekalinya ada (mobil listrik bekas), pasti jadi rebutan,” kata dia.

Kondisi serupa juga disampaikan Michael Mandala, Penanggung Jawab Sentra Mobil Bekas Mandala Mobilindo Gading Serpong. Dia mengatakan, kendala supply and demand mobil listrik bekas adalah tantangan bagi para pedagang.

“Kita udah tau customer maunya apa, cuma enggak bisa menyanggupi. Stoknya (mobil listrik bekas) memang susah dicari,” kata Michael.

Pada kesempatan terpisah, Tenggono Chuandra Phoa, Sekretaris Jenderal Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) menjelaskan, pasar mobil listrik bekas di Indonesia memang belum sepenuhnya berkembang.

Baca juga: Indonesia Bisa Jadi Negara Pembuangan Mobil Konvensional

Ilustrasi mobil listrik. Dok. Kompas.com Ilustrasi mobil listrik.

Tenggono menilai, kondisi ini adalah tantangan untuk industri kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB), yang sayangnya, hanya bisa diselesaikan oleh waktu.

“Pasar kendaraan listrik bekas di kita (indonesia) masih belum berkembang ya. Masih Sangat memerlukan waktu,” ucapnya kepada Kompas.com, Jumat (10/11/2023).

Menurut Tenggono, kendaraan listrik masih dianggap sebagai moda transportasi baru dan dalam proses penerimaan bagi masyarakat. Karenanya, wajar saja jika pasar bekas masih belum banyak tersedia.

Baca juga: Kemenperin Tegaskan Peralihan ke Kendaraan Listrik Dilakukan Bertahap

Produsen Mobil Listrik Neta Resmikan Diler Pertama di Kelapa GadingKompas.com/Daafa Alhaqqy Produsen Mobil Listrik Neta Resmikan Diler Pertama di Kelapa Gading

“Kendaraan listrik ini kan baru dari 2023, baru ramainya sejak awal tahun ini,” ucapnya.

Dia menganggap, pasar kendaraan listrik bekas nampaknya baru bisa berjalan setelah setidaknya 10 persen masyarakat di Indonesia sudah beralih ke KLBB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com