JAKARTA, KOMPAS.com – Peningkatan fasilitas terminal sebagai simpul transportasi diharapkan bisa menghilangkan terminal bayangan dan penggunaan pool sebagai tempat naik dan turun penumpang.
Selain itu, terminal juga diharapkan dapat mendukung ekonomi dan fungsi sosial dan budaya di daerah setempat.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan pun berencana untuk menciptakan terminal modern, salah satunya melalui revitalisasi Terminal Tipe A.
Baca juga: Ducati Kencang karena Semua Pebalap Pakai Data Bagnaia
Untuk diketahui, saat ini terdapat 128 Terminal Tipe A, di mana sebanyak 112 terminal ada di bawah pengelolaan Ditjen Perhubungan Darat (Balai Pengelola Transportasi Daerah).
Sementara itu, sebagian lainnya ada di bawah pengelolaan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, Pemerintah Daerah DKI Jakarta, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang sedang dalam proses penyerahan.
“Dalam menciptakan terminal yang memiliki fungsi pendorong ekonomi, sosial dan budaya membutuhkan dukungan stakeholder,” ujar Toni Tauladan, Direktur Prasarana Transportasi Jalan, dalam keterangan resmi, Selasa (7/11/2023).
Baca juga: Mengapa Ban Mobil Bisa Meledak di Jalan?
“Yaitu Pemerintah Daerah dan perusahaan Otobus untuk memanfaatkan terminal melalui manajemen lalu lintas di sekitar terminal dan penggunaan terminal sebagai fasilitas pelayanan masyarakat, seperti SAMSAT dan Mal Pelayanan Publik,” kata dia.
Modernisasi pada Terminal Tipe A dapat dilihat dari integrasi dengan moda lain, zonasi terminal yang telah terbentuk, tidak ada penyeberangan (crossing) pada alur kendaraan dan alur penumpang, serta secara teknis telah dilengkapi dengan sistem Information Technology (IT).
Sebagai informasi, terminal bus di Indonesia terbagi dalam tiga tipe. Mulai dari Tipe A, Tipe B, sampai Tipe C.
Terminal Tipe A berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota antar provinsi (AKAP), angkutan lintas batas antar negara, dan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP), serta tak ketinggalan angkutan kota hingga angkutan pedesaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.