Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Silikat, Bercak Kuning dari Hasil Pengelasan

Kompas.com - 26/08/2023, 17:42 WIB
Dio Dananjaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini nama silikat mendadak terkenal karena dituding menjadi penyebab karat yang marak terjadi pada motor.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (KBBI V) tahun 2019, silikat adalah istilah generalisasi untuk senyawa yang mengandung silikon, oksigen, dan beberapa logam.

Meskipun warnanya agak mirip dengan karat, namun silikat adalah zat yang berbeda. Lantas, apa sebetulnya silikat itu?

Baca juga: Honda Rilis Monkey dan Super Cub C125 2024, Dapat Penyegaran

Bagian potongan rangka eSAF yang telah berkarat dan keroposKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Bagian potongan rangka eSAF yang telah berkarat dan keropos

Syoni Soepriyanto, Guru Besar Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, silikat berbeda dengan karat.

Menurut Syoni, silikat itu seperti pasir kuarsa (senyawa eCO2) yang jelas berbeda dengan karat yang dapat menyebabkan korosi.

Sementara karat (Fe), adalah lapisan merah atau kekuning-kuningan yang melekat pada besi dan sebagainya, sebagai akibat proses kimia.

Baca juga: Ini Syarat Lulus Uji Emisi Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta

Perubahan warna besi itu terjadi karena oksidasi logam dengan zat asam (oksigen) yang terdapat di udara.

“Jadi itu bukan produk korosi. Silika itu senyawa yang stabil dan silikat itu suhunya 2.000 celcius ke atas,” ujar Syoni, kepada Kompas.com (25/8/2023).

“Yang jelas itu bagian dari las-lasannya itu, elektroda las itu kadang-kadang mengandung sillikon. Batangnya pengelas itu kemungkinan ada silikon, sebagai penguat,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com