Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Aturan Tarif SPKLU, Industri EV Diharapkan Makin Kompetitif

Kompas.com - 01/08/2023, 07:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) resmi mengeluarkan aturan tarif pengisian daya kendaraan listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) guna mendukung percepatan era elektrifikasi kendaraan bermotor nasional.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 182.K/Tl.04/MEM.S/2023 tentang Biaya Layanan Pengisian Listrik pada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Dirjen Ketenagalistrikan ESDM, Havidh Nazif berharap, aturan itu mampu menciptakan iklim industri yang kompetitif di Indonesia.

Baca juga: Infrastruktur Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Telah Lampaui Target

Sebab dengan Kepmen tersebut para pelaku usaha SPKLU memiliki kepastian terkait ketentuan tarif maksimum biaya layanan yang boleh dikenakan ke konsumen.

“SPKLU dengan teknologi fast charging boleh menetapkan biaya layanan maksimum Rp 25.000. Kemudian untuk menggunakan teknologi ultra fast charging Rp 57.000,” kata Havidh, Senin (31/7/2023).

Namun, perlu diingat bahwa biaya pengisian listrik tersebut belum termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Havid menjelaskan mekanismenya, setiap pengisian listrik kendaraan listrik bakal dikenakan tarif sebesar Rp 2.467 per kilowatt hour ditambah tarif yang ada. Tetapi tarif yang dikenakan ke konsumen ini, bisa saja berubah tergantung kebutuhan.

"Jadi nanti kWh-nya adalah tadi ada di angka Rp 2.467 maksimum juga dari biaya layanan khusus ditambah tadi faktor pengalinya," ujarnya.

Baca juga: Jauh Lebih Irit, Ini Hitungan Pengisian Daya Mobil Listrik Dibanding Isi BBM

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa saat ini jumlah kendaraan listrik di Indonesia sudah mencapai 63.000 unit, yang mencangkup dari 15.000 kendaraan penumpang roda empat dan 47.000 motor listrik.

Havidh memperkirakan penggunaan kendaran listrik terus tumbuh 6 sampai 10 persen setiap tahunnya. Adapun pmerintah menargetkan sebanyak 50.000 kendaraan roda dua sudah melakukan konversi di tahun ini.

Hingga semester I-2023, belum ada 5 persen dari total motor listrik yang dikonversi (4.578 pemohon). Dari total pemohon itu, sebanyak 94 persen berlokasi di Pulau Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau