Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Winglet Bikin Pabrikan Jepang Terpuruk di MotoGP

Kompas.com - 17/07/2023, 18:21 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Motor MotoGP saat ini banyak dilengkapi dengan perangkat aerodinamika atau winglet. Menurut mantan pebalap MotoGP, Casey Stoner, fenomena tersebut membuat pabrikan Jepang jadi terpuruk.

Perangkat aerodinamika dikembangkan untuk menyiasati perangkat elektronik yang terbatas karena penyeragaman ECU. Sehingga, para pabrikan berlomba-lomba untuk meningkatkan performa motor tanpa menyentuh sisi elektronik.

Baca juga: Perangkat Aerodinamika Bikin Balapan MotoGP Jadi Tak Menarik

Ducati jadi pabrikan yang mempopulerkan winglet dan kemudian berkembang menjadi perangkat aerodinamika lainnya, seperti di fairing, buritan, swingarm, dan lainnya.

Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, saat tampil pada sesi latihan pertama MotoGP Perancis 2023 di Sirkuit Le Mans, Jumat (12/5/2023) sore WIB.AFP/JEAN-FRANCOIS MONIER Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, saat tampil pada sesi latihan pertama MotoGP Perancis 2023 di Sirkuit Le Mans, Jumat (12/5/2023) sore WIB.

Casey Stoner, dua kali juara dunia MotoGP sekaligus mantan pebalap tes Ducati, mengatakan, beberapa tahun lalu sudah diputuskan untuk melarang semua perangkat aerodinamika. Tapi, kemudian aturan tersebut berubah lagi.

"Saya tidak berpikir bahwa Honda dan Yamaha harus disalahkan atas situasi saat ini. Sebaliknya, saya pikir peraturan telah diubah untuk membantu pabrikan Eropa dengan aerodinamika mereka," ujar Stoner, dikutip dari Speedweek.com, Senin (17/7/2023).

Baca juga: Pengembangan Aerodinamika Ducati Terlalu Superior

"Itulah mengapa Suzuki meninggalkan MotoGP dan saya khawatir Honda dan Yamaha juga akan pergi, karena apa yang kita miliki sekarang tidak sesuai dengan apa yang mereka sepakati. Motor MotoGP sekarang adalah mobil Formula 1 dengan roda dua," kata Stoner.

Casey Stoner.MOTORSPORT.com Casey Stoner.

Stoner mengatakan, terakhir kali dia melihat MotoGP masih olahraga balap motor dan bukan Formula 1. Beberapa tahun lalu, disebutkan bahwa ajang balap ini harus ke arah yang berbeda. Tapi, sekarang mendadak sudah berubah.

"Aerodinamika menghabiskan banyak sumber daya dan juga lebih sulit untuk mengembangkan sesuatu dengan cepat di Jepang daripada di Eropa, tetapi itulah yang dimaksud dengan aerodinamika," ujarnya.

Menurutnya, sulit untuk mengatakan apa yang terjadi di benak para pembuat keputusan di pabrikan Jepang. Tapi, faktanya adalah bahwa pabrikan Jepang sedang berjuang dan mungkin tidak ingin mengikuti perkembangan ini.

"Menurut saya, seharusnya tidak perlu ada winglet dan semacamnya," kata Stoner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau