Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Mengubah Kebiasaan Pengendara Motor di Indonesia

Kompas.com - 12/06/2023, 11:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepeda motor masih menjadi alat transportasi masif digunakan warga Indonesia untuk beraktivitas. Faktor ekonomi, kepraktisan kendaraan, dan kemudahan operasional, menjadi sebagian keunggulan ketimbang mobil pribadi atau bahkan transportasi umum.

Cuma, saking banyak motor di jalan, kadang membuat lalu lintas semrawut. Bukan itu saja, kebiasaan pengendara yang lalai, mengebut, melanggar lalu lintas, sampai seenaknya di jalan kerap menyebabkan kecelakaan.

Menurut Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion Wahana, kebiasaan pengendara yang bisa menyebabkan kecelakaan sulit untuk diubah. Banyak pengendara di Indonesia yang sifatnya reaktif, bukan mencegah.

Baca juga: Tak Terima Dibayar Rp 400 Perak, Tukang Parkir Mini Market Ribut dengan Pengendara Motor

Pengendara motor beramai-ramai melawan arus di Jalan Laksamana Malahayati arah Cawang menuju Bekasi, Kalimalang, Jakarta Timur, Senin (13/3/2023).kompas.com / Nabilla Ramadhian Pengendara motor beramai-ramai melawan arus di Jalan Laksamana Malahayati arah Cawang menuju Bekasi, Kalimalang, Jakarta Timur, Senin (13/3/2023).

"Mereka akan sadar dengan sendirinya jika sudah mengalami kejadian (kecelakaan). Terkadang banyak pengendara yang kurang waspada saat di jalan, padahal banyak sekali potensi bahaya," kata Agus kepada Kompas.com belum lama ini.

Selain itu, cara belajar berkendara motor saat awal juga sudah salah, kebanyakan mandiri atau autodidak. Oleh karena itu, mereka tidak memahami potensi bahaya yang ada di jalanan.

Padahal, kalau sudah paham jalanan itu tempat yang berbahaya, mereka bisa melakukan antisipasi, mencegah dirinya dari kecelakaan. Cuma kembali lagi, tidak banyak orang yang mau paham soal hal tersebut.

Baca juga: Hasil MotoGP Italia 2023: Bagnaia Menang Mudah, Marquez Kecelakaan

"Mirisnya banyak juga pengendara yang tidak paham arti dari rambu-rambu lalu lintas di jalan raya. Jadi ini tantangan bagi semua pihak, khususnya pemerintah untuk bagaimana caranya agar masyarakat bisa berlalu lintas dengan aman dan tertib," ucap Agus.

Sejak lama, Agus selalu menyarankan agar kurikulum di sekolah sudah ditambah dengan berkendara aman. Bukan berarti anak sekolah langsung diberi motor, tapi diberikan edukasi sejak dini.

"Agar ketika mereka dewasa, sudah paham caranya berkendara dengan baik, tidak membahayakan dirinya dan orang lain," kata Agus.

Edukasi sejak dini mungkin bisa jadi solusi agar calon pengendara punya pemahaman yang baik soal jalan raya. Jadi akhirnya, tingkat kecelakaan di jalan bisa ditekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com