Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunker ke Jerman, Jokowi Kantongi Investasi Baterai Mobil Listrik

Kompas.com - 18/04/2023, 04:44 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo baru-baru ini menggelar pertemuan bisnis dengan tiga pemimpin perusahaan Eropa. Tepatnya di Hotel Kastens Luisenhof, Hannover, Jerman, Minggu (16/4/2023) sekaligus dalam rangka kunjungan kerja (kunker) negara.

Ketiga perusahaan itu adalah BASF, Eramet dan Volkswagen melalui PowerCo.

Dalam pertemuan itu, pemimpin perusahaan BASF menyampaikan secara langsung bahwa pihaknya akan melakukan investasi dalam pembangunan ekosistem baterai mobil di Maluku Utara.

Baca juga: Trik Mengemudi yang Benar Agar Penumpang Nyaman Saat di Perjalanan Mudik

“BASF menyampaikan secara langsung minat investasinya kepada Bapak Presiden Jokowi untuk melakukan investasi di Maluku Utara dalam rangka pembangunan ekosistem baterai mobil yang kurang lebih investasinya sekitar 2,6 miliar dolar AS,” ucap Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dilansir dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/4/2023).

Baterai Mobil Listrik Nissan Leaf Foto: Wikipedia/H.Kashioka Baterai Mobil Listrik Nissan Leaf

Nantinya, BASF akan bekerja sama dengan perusahaan Prancis, Eramet, untuk menciptakan ekosistem tersebut dengan menerapkan praktik usaha yang memperhatikan Environment, Social and Governance (ESG) lingkungan dan menggunakan energi hijau.

“Proses pembangunannya akan mulai dilakukan di akhir tahun 2023 ini,” kata Bahlil.

Bahlil melanjutkan, perusahaan Volkswagen melalui PowerCo juga turut akan membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia dengan bekerjasama bersama sejumlah perusahaan termasuk perusahaan nasional.

Baca juga: Jadwal Ganjil Genap, Satu Arah, dan Contraflow Saat Mudik 2023

Menurutnya, hal tersebut merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia secara terbuka memberikan peluang investasi kepada perusahaan di seluruh dunia.

“Ini sebagai bentuk investasi yang inklusif dan sekaligus untuk menganulir cara pikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional,” kata Bahlil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com