Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Mobil Bisa Boros BBM

Kompas.com - 02/04/2023, 09:01 WIB
Erwin Setiawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Naiknya harga bahan bakar tentu menjadi tantangan bagi pengendara mobil. Terlebih lagi, sebentar lagi bakal melakukan perjalan mudik ke kampung halaman yang tentunya membutuhkan bahan bakar yang tidak sedikit.

Maka dari itu penting sekali memastikan konsumsi bahan bakar pada suatu mobil tetap irit. Dengan demikian, tidak banyak dana yang terbuang untuk membeli bahan bakar. Jika bisa lebih irit BBM, tentu itu lebih menguntungkan.

Lantas, apa saja yang menyebabkan mobil boros BBM?

Baca juga: Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP per April 2023

Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut terus memperluas uji coba transaksi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menggunakan QR Code Subsidi. Bahkan mulai besok, Selasa (21/3/2023) QR Code mulai diberlakukan dan wajib dilaksanakan untuk mewujudkan penggunaan BBM subsidi yang lebih tepat sasaran.DOK HUNMAS PERTAMINA Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut terus memperluas uji coba transaksi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menggunakan QR Code Subsidi. Bahkan mulai besok, Selasa (21/3/2023) QR Code mulai diberlakukan dan wajib dilaksanakan untuk mewujudkan penggunaan BBM subsidi yang lebih tepat sasaran.

Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan, ada banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi BBM boros atau tidak, terutama pada performa mesin dan gaya berkendara.

“Performa mesin yang menurun, atau mesin yang tidak sehat, akan menenggak bahan bakar lebih banyak daripada biasanya, karena mesin tidak dapat menghasilkan tenaga yang optimal, jadi bahan bakar abis banyak tapi jarak tempuhnya sedikit,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Minggu (2/4/2023).

Dia mengatakan selain mesin, performa pendukung lainnya juga harus baik seperti transmisi, ban lainnya.

Baca juga: Apakah Benar Mobil dengan Kapasitas Mesin Besar Lebih Boros BBM?

Ilustrasi Kota Bekasi - Suasana lalu lintas kendaraan di Jalan Jenderal Ahmad Yani Bekasi Selatan yang merupakan jalur protokol Kota Bekasi.TribunJakarta.com/Yusuf Bahctiar Ilustrasi Kota Bekasi - Suasana lalu lintas kendaraan di Jalan Jenderal Ahmad Yani Bekasi Selatan yang merupakan jalur protokol Kota Bekasi.

“Kampas kopling yang mulai aus, atau transmisi yang sudah menurun performanya, juga tidak akan mampu mentransfer daya putar mesin menjadi putaran roda dengan optimal, hasilnya menjadi boros BBM,” ucap Ibrohim.

Ibrohim juga mengatakan, hal sepele seperti tekanan angin ban juga berpengaruh pada konsumsi bahan bakar.

“Dengan tekanan angin ban yang kurang maka laju kendaraan menjadi berat, akibatnya tenaga mesin berkurang karena faktor internal, hal ini akan semakin parah jika mobil mengangkut muatan berlebih,” ucap Ibrohim.

Baca juga: Jelang Lebaran, BPH Migas Sebut Pasokan BBM di Jatim Perlu Dijaga

Impresi berkendara Honda WR-V di BaliKOMPAS.com/STANLY RAVEL Impresi berkendara Honda WR-V di Bali

Selain hambatan internal yang bisa membuat konsumsi bahan bakar, faktor lain bisa datang dari luar seperti kondisi jalan dan gaya berkendara.

“Bila kondisi jalan macet, maka selama macet mesin akan terus hidup, itu membutuhkan BBM, tapi jarak tempuhnya kecil, ditambah lagi perilaku pengendara mengharuskan menginjak pedal gas dan tidak lama harus menginjak pedal rem, itu akan membuat BBM boros,” ucap Ibrohim.

Meski kondisi jalan lancar, pengendara juga bisa menyumbang borosnya BBM bila berkendara tidak efisien.

Baca juga: Berapa Suhu Ideal AC Mobil supaya Hemat BBM?

“Seharusnya pengendara berpikir berkali-kali lipat ketika hendak menginjak pedal gas dalam dan spontan, kondisi itu artinya mesin membutuhkan suplai bahan bakar yang sangat banyak untuk menghasilkan tenaga,” ucap Ibrohim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com