Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendala Konversi Motor Bensin Jadi Motor Listrik

Kompas.com - 24/02/2023, 19:11 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Konversi motor bensin menjadi motor listrik bakal mempercepat ekosistem kendaraan listrik. Pemerintah pun mendukung upaya tersebut dengan membuat regulasinya, mulai dari Perpres No 55/2019 dan Inpres No 7/2022.

Meski begitu, konversi motor listrik masih menemui sejumlah hambatan. Hal ini diungkap Peter Kho, pendiri komunitas sepeda motor listrik Kosmik, yang juga menjabat Humas Aismoli.

Padahal untuk meningkatkan kuantitas, bengkel konversi perlu pelatihan agar mampu menghasilkan motor listrik konversi yang sesuai standar dan memiliki pengakuan secara legal.

Baca juga: Asosiasi Motor Listrik Resmi Terbentuk, Ini Merek yang Terdaftar

Konversi motor listrik garapan PetrikbikeDok. Petrikbike Konversi motor listrik garapan Petrikbike

“Pertama, dari bengkel itu dia kurang tahu gimana caranya dia bisa sertifikasi. Itu banyak yang takut, itu yang kita sosialisasi dulu, step by step-nya gimana. Nanti kan akan dibantu dari Kemenhub dan segala macam,” ujar Peter di JIExpo, Kemayoran, Jakarta (23/2/2023).

Kemudian Peter menjelaskan mengenai domain bengkel konversi yang diatur oleh Kementerian ESDM atau Kementerian Perhubungan.

“Lalu masalah harga juga, kan motor dan baterainya masih impor. Kalau Kosmik sudah siapkan paket, karena kita one stop. Sejak awal kita kumpulkan bengkel, kumpulkan user, alat-alatnya, semua sudah di situ,” ucap Peter.

Baca juga: Bukti Kejeniusan Marquez, Hafal Sirkuit Hanya dari Suara Laju Motor

Mengenai tingginya harga konversi motor listrik yang bisa tembus belasan juta rupiah hingga puluhan juta rupiah, ia menyarankan agar modifikasi dilakukan sesuai kebutuhan.

“Misalnya kebutuhan kita cuma 15 km per hari. Ya sudah pakai yang kecil saja biar murah. Tapi ada juga yang dari Depok atau dari mana, itu harus menyesuaikan. Tapi kalau kita bikin konversi yang jarak 200 km, dipakai hanya 10 km, kan sayang jadi berlebihan,” kata Peter.

“Memang kalau konversi harusnya gitu. Bedanya kita beli jadi, sama konversi kan kita bisa custom. Itu keunggulannya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com