JAKARTA, KOMPAS.com - Tampilan sporty dan lisensi SNI tidak lantas menjadikan helm kebal dari penggunaan intensif sehari-hari. Ada perawatan simpel yang bisa dilakukan pengendara motor untuk menjaga kualitas helm tetap terjaga.
Sejatinya, tidak ada helm yang kebal terhadap kerusakan, baik ringan maupun berat. Hal itu disampaikan oleh Agus Hermawan selaku pemilik Juragan Helm.
"Enggak ada yang namanya helm anti-baret, helm pasti bisa tergores atau gompal," kata Agus kepada Kompas.com pada Senin (23/1/2023).
Baca juga: Nissan Niat Jual Sakura EV, Mobil Listrik Mini Lawannya Wuling Air EV
"Helm mahal atau murah itu enggak ada bedanya. Soal perawatan, dua-duanya serupa," ujar alumnus Universitas Bina Nusantara itu.
Bagian Luar Helm
Bagian luar tentunya menjadi daya tarik utama dari sebuah helm. Jika dirawat dengan benar dan terhindar dari goresan-goresan, sehingga kesan sporty dari helm akan kian menonjol.
Baca juga: 3 Pilihan Helm dengan Harga di Bawah Rp 500.000
Agus memberikan tips penting yang bisa dengan mudah dilakukan. Meskipun mudah, nyatanya cukup banyak pengendara yang tidak menerapkan tips ini.
"Yang terpenting kalau ngerawat bagian luar, khususnya visor helm, jangan pernah menggunakan lap kering usai berkendara," ungkapnya.
Mengusap bagian luar helm, terutama di bagian visor setelah berkendara berpotensi memunculkan guratan-guratan halus karena serpihan debu yang menempel pada permukaan. Kain kering bisa menekan dan membuat guratan semakin jelas.
"Akibatnya bisa bikin cahaya pendar kalau udah banyak guratan, sama seperti kacamata yang sudah banyak lecet," ujar Agus.
Solusinya, cukup gunakan kain lembap dengan gerakan menekan, bukan menggosok, pada permukaan helm setelah berkendara.
Bagian Dalam Helm
Tak kalah penting, bagian dalam juga harus menjadi fokus perawatan. Apalagi mengingat bagian dalam helm adalah bagian yang bersentuhan langsung dengan kulit pemakai.
Baca juga: Tinggalkan Honda, Marquez Buktikan Diri Bisa Kencang dengan Ducati
Bagian dalam helm yang tidak terawat bisa memunculkan bau apek yang tidak sedap, hasil dari menumpuknya debu dan keringat pengguna secara berkelanjutan. Jika tidak segera ditangani, jamur pemicu iritasi kulit bisa muncul.