SEMARANG,KOMPAS.com – Aki tekor menandakan voltase tegangan listrik yang tersimpan turun drastis. Hal tersebut bisa dikarenakan usia pakai atau ada masalah lain pada sistem pengisian, termasuk pemasangan aksesori kelistrikan seperti lampu, dan klakson.
Akhirnya, pemilik mobil sendiri yang menanggung akibat tersebut. Paling fatal adalah mobil mogok karena kehabisan voltase dan tak kuat di starter.
Pertolongan pertama yang dilakukan, aki dapat di jumper. Namun demikian, hal tersebut bukan perkara yang mudah. Ada sejumlah risiko, bahkan komponen kelistrikan sampai korsleting.
Walau sepintas terlihat sepele, kesalahan paling rawan terjadi cukup beragam. Tapi, kebanyakan adalah pemasangan kabel jumper yang tidak benar. Dampaknya, ECU langsung mengalami korsleting dan kerusakan yang terjadi tak dapat diperbaiki. Lantas apa saja yang harus diperhatikan?
Kepala Bengkel Honda Siliwangi Semarang Teguh Dwi Harianto mengatakan, adanya korsleting bukan berarati terjadi dari sebuah ledakan yang besar. Percikan api yang kecil saja sudah cukup berbaya.
Menurut dia, hubungan pendek arus listrik rawan menyebabkan komponen kelistrikan terganggu.
“Ada banyak sekali komponen kelistrikan. Gesekan kecil saja antara kutub minus dan terminal aki memicu percikan api, apalagi bila pemasangan terbalik. Begitu muncul percikan, itu di komponen tertentu terjadi perubahan-perubahan parsial. Tak langsung terasa, tetapi akan terjadi secara bertahap. Lama-lama beban kelistrikan jadi enggak stabil,” ucap Teguh.
Baca juga: Prediksi Tren Modifikasi Pelek Mobil di 2023
Sementara itu, kesalahan terparah adalah pemasangan kabel jumper yang terbalik. Akibatnya, ECU sebagai pusat kendali operasional mati total. Cepat sekali bahkan dikatakan langsung terjadi setelah ada korsleting di terminal aki.
Kesalahan merugikan tersebut sebenarnya dapat di cegah. Menurut Teguh, kutub positif dan negatif jumper aki sebaiknya di berikan tanda khusus, hal itu diharapkan mencegah pemasangan yang terbalik.
Ia pun menyarankan, bila ada percikan api yang muncul bisa dianggap sebagai pertanda posisi kabel jumper yang menempel di terminal terlalu kendor.
“Ada aturannya. Pertama kan dari kutub negatif (-), itu untuk mengurangi risiko. Korsleting kan biasanya jika ada beban arus, kalau di kutub positif (+) ada lonjakan karena sebagai penyuplai arus aktif ke masing-masing komponen. Pemasangan yang kurang presisi, juga rawan memicu percikan api, harus pas dan menjepit sempurna,” tutur Teguh.
Baca juga: Modal Rp 400 Juta Sudah Bisa Punya Motorhome
Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana menjelaskan, jumper aki sifatnya hanya pertolongan darurat. Alat jumper portable yang saat ini mudah di pasaran malah dianggap sebagai alasan untuk menunda pergantian aki.
“Aki kadaluarsa memang wajib ganti. Arus pengisian sudah enggak tersimpan. Walaupun bisa di jumper, tapi lonjakan tiba-tiba yang terjadi saat kutub positif jumper dan aki bertemu rawan menyebabkan malfungsi komponen-komponen kelistrikan,” kata Andika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.