Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghindari Motor, Bus ALS Terguling hingga Masuk Jurang

Kompas.com - 29/10/2022, 09:42 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan bus kembali terjadi. Kali ini menimpa Bus Antar Lintas Sumatera (ALS) rombongan Santri di Jalinsum Km 37-38 di Desa Aek Badak, Kecamatan Sayur Matinggi, Tapanuli Selatan, Jumat (28/10/2022).

Kasat Lantas, AKP Sofyan Helmi mengatakan, peristiwa tersebut berawal saat Bus ALS berjalan dari arah Padang Sidempuan menuju Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Setiba di lokasi, tepatnya sekira 10 Meter sebelum ke TKP, Bus ALS mendadak menghindari sepeda motor yang berada persis di depannya.

“Bus menghindar ke arah kiri, sehingga ban sebelah kiri Bus masuk ke beram jalan. Bus keluar ke beram jalan, hingga akhirnya terguling ke lembah (jurang),” ucap Sofyan, dikutip dari NTMC Polri, Sabtu (29/10/2022).

Akibat kejadian ini 23 korban luka-luka, satu diantaranya meninggal dunia.

Baca juga: Awas Macet, Ada Perbaikan Jalan di Tol Jakarta-Cikampek Hari Ini

Sony Susmana, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) menjelaskan, area blind spot (titik buta) pada kendaraan besar hampir 60 persen.

Bus ALS turut membuka rute perjalanan dari Medan ke Bandara Kualanamu atau sebaliknya. Instagram/pt.antarlintassumatera Bus ALS turut membuka rute perjalanan dari Medan ke Bandara Kualanamu atau sebaliknya.

“Semakin besar dimensi kendaraan, maka akan semakin besar blind spot nya. Rata-rata penyebab kecelakaan yang sering terjadi adalah pengemudi motor atau mobil tidak memperhatikan hal penting ini ketika ingin menyusul kendaraan besar,” ucap Sony.

Kendaraan besar biasanya memiliki empat titik blind spot. Pertama, di bagian belakang (jika terdapat banyak muatan) sehingga spion tengah tidak terlihat apapun. Kedua, di sisi depan, tepat di bawah jendela utama (windshield), karena posisi duduk pengemudi yang tinggi.

“Selanjutnya berada di sisi kanan kiri pengemudi, yang diluar jangkauan spion di kedua sisi pilar A kendaraan. Artinya tidak disarankan untuk dekat-dekat dengan kendaraan besar seperti truk, bus, dan kendaraan sejenisnya,” kata Sony.

Sementara itu, Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengingatkan kepada pengendara motor untuk fokus dalam berkendara dan menempel kendaraan besar.

ilustrasi menyalipKompas.com/Fathan Radityasani ilustrasi menyalip

“Ketika kita mengendarai motor pastikan untuk menjaga jarak dengan kendaraan di depan terutama kendaraan besar karena pandangan kita sangat terbatas. Sehingga ketika kendaraan di depan melakukan pengereman dengan tiba-tiba maka kita bisa segera mengantisipasi dengan melakukan pengereman yang aman,” kata dia.

Baca juga: Bapenda Jabar Bebaskan Biaya Balik Nama Kendaraan

Sementara jika ingin mendahului kendaraan di depan, pastikan arah berlawanan di depan kendaraan yang akan didahului dalam keadaan aman.

“Dan jangan mendahului pada kondisi jalan menikung karena pandangan kita dalam berkendara menjadi terbatas,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com