Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Tabrak Belakang, Begini Tips Aman Saat Akan Putar Balik

Kompas.com - 21/10/2022, 16:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kecelakaan beruntun melibatkan truk terjadi di ruas jalan Semarang - Solo, tepatnya di seberang SPBU 44.505.02 Jalan Diponegoro Ungaran, Kamis (21/10/2022). 

Kejadian nahas tersebut terekam kamera CCTV yang diunggah akun Instagram @infokejadiansemarang. Terlihat Honda Mobilio berwarna hitam dihajar truk dari arah belakang yang diketahui lokasi kecelakaan terjadi di titik u-turn, atau lokasi untuk putar balik.

Menanggapi kejadian tersebut, Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, cara aman mengurangi blaindspot area di titik u-turn kuncinya fokus memperhatikan obyek berbahaya dari kaca spion. 

"Obyek kendaraan lain dari belakang bisa di perkirakan berapa kecepatannya, itu untuk perkiraan jarak aman agar bisa menghindar dalam kondisi darurat," ucap Sony dihubungi Kompas.com, Jumat (21/10/2022). 

Baca juga: Usai Alva One, Indika Juga Siapkan Mobil Listrik

Rumus perhitungannya, jika lalu lintas padat jarak 75-100 meter sebelum mendekati titik u-turn, secara bertahap laju kendaraan bisa dikurangi. 

Kecelakaan melibatkan mobil Honda Mobilio warna hitam dengan truk Fuso warna oranye di Jalan Diponegoro, Semarang-Solo, tepatnya di seberang SPBU 44.505.02 Pertamina Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (20/10/2022) sekira pukul 13.10.Dicky Aditya Wijaya Kecelakaan melibatkan mobil Honda Mobilio warna hitam dengan truk Fuso warna oranye di Jalan Diponegoro, Semarang-Solo, tepatnya di seberang SPBU 44.505.02 Pertamina Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (20/10/2022) sekira pukul 13.10.

"Pelajari situasi lalu lintas, jika padat dan jalan turunan kode lampu sein bisa dinyalakan dari jauh. Tujuannya, pengemudi kendaraan di belakang sigap dan ikut melakukan pengereman atau berpindah lajur," katanya. 

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu menjelaskan, banyak pengemudi kendaraan di Indonesia yang ceroboh dan terlalu berpatokan bahaya kecelakaan hanya datang dari arah depan. 

Kemampuan berkendara tumbuh dan berkembang karena kebiasaan. Sayangnya, edukasi pedoman tata cara antisipasi bahaya dan risiko kecelakaan masih rendah. 

"Mengemudi mobil kebanyakan berangkat dari kebiasan. Pedoman dan elemen persyaratan berkendara di jalan raya seperti manajemen risiko, emosi, dan empati sesama pengendara belum ada. Angka kecelakaan lalu lintas bisa ditekan jika pengendara sama-sama sadar dan mengurangi ego pribadi," kata Jusri. 

Baca juga: Truk Pelan di Tol Meningkatkan Risiko Kecelakaan Tabrak Belakang

Ilustrasi tabrakan dari belakang akibat tak menjaga jarakwww.sykesassistance.com Ilustrasi tabrakan dari belakang akibat tak menjaga jarak

Belajar dari kecelakaan tersebut, Jusri mengatakan, semua jenis kendaraan memiliki enam sisi bahaya. Titik-titik rawan blindspot itu seharusnya membutuhkan kontrol penuh, terutama jika kendaraan hendak bermanuver. 

"Bahaya yang tidak terlihat yang jadi ancaman serius. Enam sisi itu yakni, depan, kanan, kiri, belakang, juga bagian atas terutama saat musim badai seperti billboard tiang listrik rubuh. Kemudian juga dari bawah, kaitannya jalan berlubang dan genangan air," ucapnya. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau