TANGERANG, KOMPAS.com - BMW Group Indonesia mengungkapkan bahwa kondisi global seperti pandemi Covid-19, perang Ukraina-Rusia, sampai krisis pasokan cip semikonduktor kini masih menjadi tantangan tersendiri.
Pasalnya hal tersebut mempengaruhi aktivitas manufaktur yang pada akhirnya berdampak kepada pengiriman kendaraan ke negara ataupun wilayah tertentu alias delivery pada konsumen, termasuk di Indonesia.
Vice President Customer Support BMW Group Indonesia Ariefin Makaminan mengatakan, beberapa produk yang dipasarkan inden sampai satu tahun.
Baca juga: Hyundai Jamin Ketersediaan Suku Cadang Stargazer
"Masih menjadi challange karena semikonduktor, khususnya, masih belum selesai. Tetapi kalau dari BMW, kita sebisa mungkin dari sisi produksi dipenuhi," katanya ketika ditemui di ICE BSD, Tangerang, Senin (15/8/2022).
"Memang benar kemarn ada yang inden setahun di beberapa model, tapi sudah mulai kita penuhi. Namun, di satu sisi kita lihat juga animo masyarakat itu cukup tinggi apalagi ada GIIAS dan mobil listrik. Sehingga ini tetap jadi challange kita tak terkecuali yang sudah CKD," tambah Ariefin.
Hanya saja ia tidak dapat menyebutkan secara rinci model apa yang mengalami inden terpanjang sampai saat ini. Tapi sebagai gambaran, kondisi tersebut tak hanya dialami mobil yang diimpor (CBU) tetapi juga yang dirakit lokal (CKD).
Walau demikian, pihak BMW Group Indonesia memastikan akan terus berupaya untuk memenuhi ekspektasi konsumen dengan cara terus mengoperasikan pabrik perakitannya di kawasan Gaya Motor, Sunter, Jakarta.
Baca juga: Kuota BMW iX dan i4 Sudah Habis, Baru Bisa Dibeli Tahun Depan
"Kita terus berusaha untuk memproduksinya. Terbukti dari pabrik yang tidak tutup, terus beroperasi, dan segala macam. Meski memang tidak secepat yang diharapkan," ucap dia.
Sebelumnya, Direcotr of Communications BMW Group Indonesia Jodie O'Tania mengakui bahwa kondisi pabrik saat ini ada kendala pada pasokan komponen cip semikonduktor, seiring dengan krisis global sejenis.
Sehingga, ada beberapa fitur yang terpaksa dihilangkan agar proses perakitan mobil tetap lancar alias tak terlalu berpengaruh. Namun tetap saja, untuk model tertentu harus tertahan pengirimannya, khususnya pada produk yang diimpor.
“Beberapa model terutama CBU (completely built-up) terpengaruh dan inden. Kalau untuk model Indonesia (CKD/ completely knocked down), ada beberapa tapi tidak signifikan,” kata dia.
Adapun untuk masa tunggu kendaraan atau inden paling lama didominasi dengan kategori kendaraan spesial (special edition).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.