SEMARANG, KOMPAS.com - Anggapan mobil diesel lebih irit bahan bakar serta tenaga mesin yang besar, membuat peminat common rail mengalami peningkatan.
Namun bila sampai mengabaikan urusan perawatan, maka yang terjadi justru sebaliknya, yakni keluhan konsumsi BBM lebih boros dan tenaga mesin yang loyo.
Untuk mengembalikan performa mesin diesel, Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, salah satunya berasal dari jalur bahan bakar.
BIasanya, bila sistem bahan bakar sudah mengalami masalah dan dibiarkan, bisa merembet ke komponen mesin lainnya.
Baca juga: Bicara Status Daihatsu Ayla EV yang Curi Perhatian di GIIAS 2022
Untuk itu pemilik mobil diesel dianjurkan memperhatikan beberapa komponen berikut ;
Filter bahan bakar yang kotor disebabkan penumpukan sulfur dari tangki bahan bakar bisa berisiko menyumbat injektor.
"Pembersihan filter solar wajib dilakukan, bahkan bisa lebih sering bagi mobil yang menggunakan Biosolar. Setiap 5.000 kilometer (km) atau minimal sesuai jadwal pergantian oli," kata Bambang kepada Kompas.com, belum lama ini.
Bambang melanjutkan, setelah urusan filter dilanjutkan purging injektor. Karena sedikit saja lubang injektor tersumbat kotoran bisa menyebabkan aliran BBM masuk ke ruang bakar berkurang.
Perangkat ECU akan menyesuaikan data informasi udara dan BBM agar seimbang, dan selain konsumsi BBM lebih boros, tenaga mesin otomatis akan turun.
Baca juga: Cara Merawat Mesin Diesel Euro 4
"Purging injektor idealnya dilakukan interval 20.000 km. Namun, boleh disesuaikan jika ditemukan kendala atau gejala teknis yang membutuhkan penanganan khusus," kata dia.
Berikutnya, tangki bahan bakar wajib dikuras agar pasokan aliran BBM dari dalam tangki ke ruang bakar bisa normal.
Dalam jangka waktu lama, dasar tangki bahan bakar ditemukan lumpur. Asalnya, dari sulfur solar yang mengendap dan BBM yang terkontaminasi air.
"Biar hasil maksimal, tangki BBM wajib dilakukan pembersihan. Kotoran lumpur dan sulfur dalam tangki bisa menghambat sirkulasi pasokan aliran BBM ke injektor," tutup Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.