Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Belum Berikan Insentif buat Bengkel Konversi Mobil Listrik

Kompas.com - 29/07/2022, 20:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konversi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak (BBM) atau konvensional dipercaya bisa mendorong ekosistem penggunaan kendaraan bermotor listrik di Indonesia, khususnya pada kendaraan roda empat.

Hanya saja dalam perjalanannya, karena terdapat perbedaan struktur, hal terkait cukup sulit dan mahal untuk dilakukan. Paling realistis, langkah ini dilakukan ke kendaraan roda dua alias sepeda motor lebih dahulu.

"Sebab beberapa bagian tertentu pada kendaraan harus diubah, termasuk sasis dan strukturnya. Karena, bagian tersebut berbeda dibanding kendaraan listrik," kata Analisis Kebijakan Ahli Madya, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian keuangan, Miftahudin dalam Talkshow PEVS 2022, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Alasan Konsumen Indonesia Masih Ragu Pakai Mobil Listrik

Ilustrasi mobil listrik.KOMPAS.com/STANLY RAVEL Ilustrasi mobil listrik.

"Sehingga dalam kasus tertentu, konversi kendaraan listrik biayanya malah lebih mahal dibanding harga barunya," tambah dia.

Lantas, adakah rencana pemerintah untuk memberikan insentif di sektor fiskal agar biaya konversi menjadi lebih murah?

Menanggapi hal itu, Miftahudin mengaku bila pihaknya belum memiliki rencana untuk pemberikan insentif terkait. Sebab kini pemerintah tengah berfokus untuk pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

"Saat ini kita belum ada wacana untuk memberikan insentif bagi bengkel untuk mengkonversi jadi kendaraan listrik. Kita fokus kepada pengembangan baterai kendaraan listriknya agar semakin murah," ucap dia.

Pasalnya, baterai pada kendaraan listrik memegang hingga 40 persen dari total struktur bangunnya. Apabila komponen itu terus diimpor, maka harga mobil listrik akan terus-menerus mahal, serta tingkat TKDN rendah.

Upaya ini, didorong dengan terbitnya beberapa aturan dari pemerintah melalui pemberian insentif terhadap industri otomotif yang berminat untuk membangun industri kendaraan listrik.

Baca juga: Catat, Ganjil Genap di Puncak Bogor Berlaku Mulai Jumat Sore

Konversi vespa klasik menjadi vespa listrik hasil modifikasi Elders Garage dipamerkan di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Kamis (28/7/2022). Butuh waktu 3 jam untuk melakukan modifikasi ini.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Konversi vespa klasik menjadi vespa listrik hasil modifikasi Elders Garage dipamerkan di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Kamis (28/7/2022). Butuh waktu 3 jam untuk melakukan modifikasi ini.

Beberapa di antaranya, tax holiday sebagaimana tercantum dalam PMK 130/PMK.010/2020 dan tax allowance dalam PP 78/2019.

"Industri kendaraan bermotor listrik harus terintegrasi dengan baterai dan bagian lainnya. Jangan hanya assembling atau perakitan, karena itu tidak memiliki nilai tambah secara signifikan," kata dia.

"Sebab perakitan mobil listrik jauh lebih sederhana dibanding mobil konvensional karena komponen yang digunakan sedikit. Kita berikan insentif agar mendorong industri tertarik menuju era elektrifikasi," tambah Miftahudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau