Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganti Kampas Rem Tidak Perlu Tunggu Sampai Habis

Kompas.com - 09/07/2022, 13:42 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggantian kampas rem kerap menjadi sorotan karena beda bengkel beda menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan penggantian.

Bisa jadi di bengkel A menyarankan untuk melakukan penggantian karena sudah tipis, tapi di bengkel B mengatakan masih bisa dipakai. Jangan bingung, Anda hanya perlu memahami seperti apa patokan dalam menentukan waktu yang tepat untuk menggantinya.

Pemilik Sriyatin Car Spesialis Nissan & Datsun, Agus Setiawan mengatakan tidak perlu menunggu sampai habis untuk melakukan penggantian kampas rem, ada limitnya.

Baca juga: Penyebab Rem Mobil Bunyi, Tidak Melulu karena Kampas Rem Tipis

Kampas rem Bosch Reliable Braking PerformanceDOK. BOSCH Kampas rem Bosch Reliable Braking Performance

“Ada limitnya, berupa kawat, sehingga kalau kawat tersebut sudah menyentuh disc akan bunyi, buat jaga-jaga saja sih daripada discnya kena, seharusnya hanya perlu ganti kampas jadi merembet ke disc brake juga kalau tidak dibatasi,” ucap Agus kepada Kompas.com, Sabtu (9/7/2022).

Dia mengatakan kampas rem yang tipis bisa menyebabkan disc brake atau tromol tergores. Hal itu tentu saja membuat biaya penggantian rem tidak cukup hanya mengganti kampas tapi juga perlu mengganti tromol atau disc brake-nya sekalian.

Hal tersebut tentu dihindari oleh siapa saja yang memiliki kendaraan, maka dari itu dari pabrikan baik itu pemilik brand kampas rem atau pemilik brand kendaraan akan memberikan limit ketebalan kampas rem.

Baca juga: Ciri-ciri Kampas Rem Mobil Sudah Harus Ganti

Rem Tromol MobilKompas.com Rem Tromol Mobil

Biasanya, limit kampas rem 2 mm untuk rem cakram atau 1 mm untuk jenis rem tromol. Limit tersebut memang bisa berbeda-beda satu dengan yang lain. Tapi intinya, limit tersebut bertujuan untuk menghindari kejadian kampas rem masih digunakan dalam kondisi habis.

“Kalau kampas rem habis dipaksa tetap digunakan, itu berbahaya, rem bisa menjadi dalam dan daya pengereman menjadi tidak pakem,” ucap Agus.

Jangan sampai, niat ingin meningkatkan efisiensi penggunaan kampas rem malah mendatangkan celaka karena fungsi rem menjadi tidak maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com