JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi pengguna mobil bermesin diesel mungkin sudah tidak asing lagi dengan purging, sebab proses tersebut biasanya berkaitan dengan tune up, walau tidak semua bengkel melakukannya.
Purging sendiri merupakan perawatan mesin diesel dengan cara melakukan pembersihan saluran bahan bakar menggunakan zat tambahan atau zat purging itu sendiri.
Jadi, mesin yang biasanya mengambil bahan bakar dari tangki, saat purging dialihkan untuk mengambil zat purging dengan memindahkan saluran bahan bakar. Sehingga, yang mengalir saat mesin menyala bukan lagi bahan bakar melainkan cairan purging.
Baca juga: Euro 4, Kemenperin Dorong Kendaraan Diesel Tak Konsumsi Solar Murah
Cairan purging sendiri diklaim dapat memperlancar aliran bahan bakar karena sifatnya yang bisa membersihkan kotoran menempel di injektor mesin. Namun, pada kondisi tertentu purging ini tidak menyelesaikan masalah ketika terjadi penyumbatan. Jadi, ini hanya sebagai langkah merawat saja.
Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan, purging memang sebaiknya dilakukan guna mencegah kerusakan yang membutuhkan biaya lebih besar.
“Bisa membersihkan, kan itu (purging) cairan khusus pembersih. Tapi untuk penyumbatan yang sudah cukup parah tidak bisa selesai hanya dengan purging, melainkan perlu pembongkaran. Tahu sendiri, untuk melakukan servis seputar common rail mesin diesel harganya mahal. Bahkan untuk servis satu injektor bisa sampai Rp 2 jutaan, tinggal dikalkulasikan saja,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Minggu (26/6/2022).
Maka dari itu perlu dilakukan purging, terlebih lagi bagi mobil yang sering menenggak solar bersubsidi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.