JAKARTA, KOMPAS.com - Meski masih menyandang status low multi purpose vehicle (LMPV) alias MPV murah, namun Ertiga saat ini sudah naik kelas masuk dalam jajaran kendaraan elektrifikasi. Bahkan jadi yang terjangkau dari sisi harga.
Hadirnya teknologi Smart Hybrid melalui Integrated Starter Generator (ISG) dan baterai lithium-ion, membuat Ertiga Hybrid jadi pelopor elektrifikasi di segmennya.
Sayangnya, meski ISG dan baterai lithium-ion sudah tersemat, tapi dari sisi tenaga tidak ada perubahan. Artinya, baik torsi dan power yang dihasilkan dari mesin K15B tetap sama, tapi di lain sisi bobotnya justru bertambah.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Bedanya Spooring dan Balancing
4W Product Development PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Yulius Purwanto mengatakan, dari segi berat Ertiga Hybrid memang mengalami kenaikan dibanding versi konvensional. Hal tersebut karena adanya tambahan komponen.
"Tenaga sama, bobot itu naik tapi tak seberapa. Baterai itu sekitar 5 kilogram (Kg) untuk ISG 8,5 Kg. Dibandingan model konvensional, untuk Ertiga AT Hybrid naik 29 Kg dan yang MT naik 25 Kg," ujar Yulius kepada Kompas.com, Selasa (14/6/2022).
Menariknya, dengan tambahan bobot tersebut Suzuki mengklaim bahan bakar Ertiga Hybrid lebih efisien dari versi konvensional. Padahal adanya tambahan beban bisa mempengaruhi konsumsi bahan bakar.
Baca juga: Suzuki Ertiga Hybrid Tidak Pakai Transmisi AT 6 Speed
Mengenai hal tersebut Yulius menjelaskan, meski lithium-ion dan ISG memberikan dampak pada bobot, tapi keduanya juga memiliki peran yang cukup penting dalam menekan penggunaan bahan bakar Suzuki Ertiga Hybrid.
ISG berfungsi sebagai motor dan generator yang menyimpan energi listrik ke lithium-ion untuk digunakan menjaga komponen kelistrikan tetap berfungsi saat dalam posisi berhenti dengan fitur auto start stop.
Dengan demikian, secara otomatis akan membuat konsumsi bahan bakar lebih efisien lantaran tak terjadi proses pembakaran.
Saat mobil kembali berakselerasi, fitur acceleration assist akan berperan menambah daya lithium-ion ke motor dan membantu kerja mesin bakar yang berujung mengurangi penggunaan bahan bakar.
Baca juga: Polisi Ancam Cabut Pelat Dewa pada Mobil yang Kerap Melanggar Aturan
"Bila mobil kembali berakselerasi dari posisi diam, fitur ISG akan membantu menyalakan mesin dan menjaga putaran mesin agar dapat bekerja pada putaran optimal. Tentunya kinerja mesin akan jauh lebih ringan sehingga diharapkan akan membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih efisien," ucap Yulius.
"ISG itu juga sebagai alternator, cuma kalau alternator itu hanya dipakai sebagai generator, ISG ini bisa di balik jadi regeneratif untuk melakukan pengisian daya ke baterai," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.