JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan peluang investasi kendaraan listrik di Indonesia kepada perwakilan ekonomi dunia dan investor potensial dalam ajang tahunan World Economic Forum (WEF), di Davos, Swiss.
Agus mengatakan, dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang besar Indonesia mampu menciptakan ekosistem kendaraan listrik. Hal tersebut sejalan dengan fokus pembahasan WEF soal isu Energi Baru Terbarukan (EBT) dan misi dalam presidensi G20.
"Pemerintah sangat yakin bahwa investasi mobil listrik di Indonesia akan sangat baik. Tidak hanya bicara mengenai bahan baku atau raw material, soal nikel dan turunannya, tapi juga potensi market-nya. Sehingga pemerintah akan terus membantu dan memastikan agar investasi di sektor ini dapat berhasil," kata Agus, dikutip dalam keterangan resminya, Selasa (24/5/2022).
Baca juga: Apa Itu Cip RFID pada Pelat Nomor Putih dan Fungsinya
Dalam gelaran WEF 2022, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus melakukan pertemuan dengan berbagai perusahaan otomotif agar untuk menaruh investasi industri Electric Vehicle (EV) di Tanah Air.
Tak hanya itu, Agus yang hadir dalam pertemuan perusahaan semikonduktor, software dan penyedia teknologi wireless asal Amerika Serikat, Qualcomm, juga ikut mendorong penanaman modal industri cip.
Kepada Chief Executive Officer Qualcomm Cristiano Amon, Agus menyampaikan peluang investasi untuk mendukung akselerasi digitalisasi di industri otomotif yang memungkinkan keterlibatan industri kecil dalam rantainya.
Selain itu, pada masa pandemi, terjadi peningkatan penetrasi internet yang sangat massif, sehingga membuat potensi pengembangan produk penunjang konektivitas jadi sangat mutlak.
Kemenperin juga sedang membangun ekosistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti laptop dan tablet.
Baca juga: Toyota Konversi Calya Jadi Mobil Listrik, Siap Produksi Massal?
Dalam upaya tersebut, dibutuhkan perusahaan yang mampu memasok cip. Karenanya, Agus membujuk Qualcomm sebagai salah satu leader dalam produksi cip mengambil bagian dalam upaya ini.
"Kelangkaan cip belakangan ini menunjukkan bahwa dunia semakin mengalami percepatan menjadi semakin terdigitalisasi. Karena itu, dalam membangun dunia digital yang lebih maju, diperlukan dukungan investasi," ucap Agus.
Agus memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen pada triwulan pertama 2022. Pada waktu yang sama, sektor industri manufaktur melampaui angka tersebut, yakni 5.47 persen, di tengah situasi ekonomi global yang tak menentu imbas pandemi.
Menurut Agus, pertumbuhan tersebut didukung kebijakan hilirisasi yang dilakukan sehingga peningkatan Manufacturing Value Added (MVA) bisa berjalan dengan baik.
Baca juga: Suzuki Mulai Tebar Program Menarik untuk Ertiga Hybrid
Kondisi tersebut menjadi bukti Indonesia terus meningkatkan MVA untuk basis produk manufaktur dan kebijakan tersebut berdampak positif bagi investor yang menanamkan modal.
"Pemerintah senantiasa memberikan dukungan bagi para investor agar setiap investasi yang masuk ke Indonesia harus win-win," kata Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.