Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Soroti Pertumbuhan Mobil yang Tak Sebanding Kapasitas Jalan

Kompas.com - 19/05/2022, 12:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil evaluasi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik yang menggunakan mobil pribadi mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Hal ini menjadi salah satu konsentrasi pemerintah untuk penanganan mudik pada tahun berikutnya.

Mengingat bila jumlah kendaraan tiap tahun meningkat namun volume jalan, khususnya pada ruas jalan tol yang tak mengalami penambahan.

Baca juga: Dibanding 2019, Jumlah Kendaraan Pemudik Tahun Ini Naik 7 Persen

"Memang penggunaan mobil pribadi saat mudik kemarin cukup tinggi sekali. Karena tiap tahun ada pertambahan berapa ribu roda empat, dan rata-rata memang kemarin di jalan tol itu banyak yang di bawah 1.500 cc," ucap Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi, dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (17/5/2022).

Foto udara sejumlah kendaraan antre melintasi Gerbang Tol Cikampek Utama, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (28/4/2022). Pada H-4 Lebaran 2022, ruas jalan tol Jakarta-Cikampek mengalami kepadatan volume kendaraan dan diperkirakan puncaknya pada H-3 Lebaran.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Foto udara sejumlah kendaraan antre melintasi Gerbang Tol Cikampek Utama, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (28/4/2022). Pada H-4 Lebaran 2022, ruas jalan tol Jakarta-Cikampek mengalami kepadatan volume kendaraan dan diperkirakan puncaknya pada H-3 Lebaran.

Budi mengatakan, salah satu yang menjadi alasan masyarakat banyak menggunakan mobil saat mudik, termasuk yang menyewa, lantaran lebih ekonomis dibandingkan menggunakan pesawat dan lainnya. Terutama bila dalam satu keluarga ada tiga sampai empat orang.

Pada lain sisi, adanya pertumbuhan kepemilikan mobil setiap tahun mendatangkan kekhawatiran yang harus disikapi sebagai bagian dari persiapan musim mudik 2023.

Mengingat bila pertumbuhan jalan tol semakin masif, khususnya di Pulau Sumatera, bukan tidak mungkin akan mendatangkan pergerakan yang lebih tinggi di titik-titik penyeberangan.

"Ini menjadi PR besar, dan kita harapkan secara bertahap akan kita lakukan pembahasan dengan semua pemangku kepentingan untuk mengantisipasi pertumbuhan mobil yang tinggi tapi kapasitas jalan seperti itu, pertumbuhannya tidak signifikan dibandingkan pertambahan kendaraan," ujar Budi.

Budi mengatakan, untuk mengatasi kondisi pertambahan volume kendaraan tersebut, skema ganjil genap dan one way saat mudim mudik Lebaran di jalan tol ke depannya mungkin tidak akan cukup.

Karena itu harus ada rekayasa atau upaya-upaya lain yang ikut diterapkan untuk mengantisipasi terjadinya kepadatan volume kendaraan.

Baca juga: 16 Permasalahan Lalu Lintas saat Mudik yang Jadi Catatan Kemenhub

"Kita masih punya waktu 1 tahun untuk memikirkan apa yang akan kita lakukan. Minimal membatasi penggunaan kendaraan roda empat dan roda dua sebagai mobilitas mudik, apakah nanti angkutan umum dibanyakin dan lainnya, akan kita pelajari," ucapnya.

Sejumlah kendaraan mengantre untuk naik ke atas kapal di Pelabuhan Merak, Banten, Jumat (29/4/2022). Dalam puncak arus mudik di Pelabuhan Merak, ribuan kendaraan terjebak kemacetan hingga Cilegon Barat atau sekitar 10 km baik di jalur tol maupun jalur jalan arteri. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho GumayAkbar Nugroho Gumay Sejumlah kendaraan mengantre untuk naik ke atas kapal di Pelabuhan Merak, Banten, Jumat (29/4/2022). Dalam puncak arus mudik di Pelabuhan Merak, ribuan kendaraan terjebak kemacetan hingga Cilegon Barat atau sekitar 10 km baik di jalur tol maupun jalur jalan arteri. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Seperti diketahui, dibandingkan data 2019 sebelum adanya pandemi, jumlah kendaraan yang keluar Jabodetabek saat mudik Lebaran mengalami kenaikan hingga 7 persen.

Menariknya lagi, pergerakan mudik tak hanya didominasi kendaraan yang mengarah ke Timur untuk melintas Tol Trans-Jawa, tapi juga arah Merak untuk menyeberang ke Pulau Sumatera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau