JAKARTA, KOMPAS.com - Terhubungnya ruas Tol Trans-Jawa dari Merak sampai Probolinggo membuat waktu pemudik yang menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi lebih efisien.
Tak heran jika ruas tol ini menjadi salah satu jalan yang digemari oleh para pemudik.
Hal ini bisa dilihat dari tingginya volume kendaraan yang terus meningkat melintasi Tol Jakarta-Cikampek jelang Lebaran.
Bagi pemudik yang akan melintasi ruas tol yang memiliki panjang sekitar 900 kilometer tersebut, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan dan tak boleh diabaikan. Terlebih bila baru pertama kali melintasinya.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, rata-rata ruas tol Trans-Jawa didominasi oleh lintasan lurus yang permukananya beragam.
Baca juga: Bengkel Resmi Suzuki Jabodetabek yang Buka di Hari Lebaran 2022
Setidaknya ada empat hal yang perlu diwaspadai, yakni:
Pengemudi jangan terlena dengan ruas jalan yang terlihat mulus dan panjang sehingga terus menerus menekan pedal gas tanpa memperhatikan kecepatan yang aman. Atur kecepatan yang bijak dan sesuai dengan aruran yang berlaku.
“Tak sedikit pengendara yang ingin cepat sampai dan menghiraukan kecepatan kendaraannya, apalagi lintasan lurus di tol itu (Trans-Jawa) emmang cukup banyak,” ucap Jusri, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, kebanyakan pengemudi lupa mengontrol diri sehingga sifatnya darurat. Mobil pada kecepatan tinggi sangatlah berisiko.
Ketika tim Merapah Trans-Jawa 2022 dari Jakarta hingga Semarang masih menemui beberapa ruas jalan yang terlihat mulus padahal sangat bergelombang. Kondisi ini akan sangat berbahaya jika melajukan mobil pada kecepatan tinggi, apalagi di malam hari.
Salah satu yang menjadi kunci utama saat melintasi perjalan pulang kampung via Tol Trans-Jawa adalah istiahat.
Sekali lagi, jangan terlena untuk mengejar waktu tanpa memperhatikan kondisi badan yang sudah letih berkendara berjam-jam, terutama saat berpuasa.
“Lakukan beberapa kali istirahat untuk menjaga kondisi badan tetap fit. Jusri menyarankan, bila normalnya pengendara harus melakukan istirahat dua jam sekali atau paling lambat tiap tiga jam.
“Ambil waktu dua jam, jangan paksa untuk tetap berkendara tanpa memperhatikan kondisi tubuh. Khususnya bagi yang berpuasa, hal ini sangat pening agar tubuh bisa fit mengingat situasinya berbeda dengan kondisi normal,” katanya.
Jelang Hari Raya Idul Fitri, kondisi jalan mulai ramai dilalui pemudik. Dalam menyikapi kepadatan lalu lintas, sudah pengedara harus ekstra sabar dan waspada.