Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Kemenhub Cegah Kemacetan Panjang Selama Arus Mudik 2022

Kompas.com - 20/04/2022, 15:40 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memprediksi kondisi jalan yang dilalui arus mudik akan macet parah, sebab diperkirakan akan ada 23 juta mobil dan 17 juta motor yang digunakan para pemudik.

“Dari survei Kementerian Perhubungan didapatkan hasil bahwa akan ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang akan digunakan oleh para pemudik, ini adalah jumlah yang sangat besar, dan diperkirakan akan terjadi kemacetan parah,” ucap Jokowi dalam keterangan video yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden, Senin (18/4/2022).

Oleh karena itu, Presiden Jokowi mengimbau masyarakat untuk menghindari puncak arus mudik pada 28, 29 dan 30 April 2022.

Baca juga: Kredit Kendaraan Baru Meningkat 20 Persen Jelang Lebaran

Kendati demikian, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi kemacetan panjang tidak terjadi selama arus mudik lebaran tahun ini.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, hal tersebut lantaran pemerintah dan jajaran kepolisian telah melakukan beberapa upaya rekayasa lalu lintas seperti pemberlakuan one way serta ganjil genap.

Meski demikian, pihaknya tak menampik kemungkinan terjadinya kepadatan di beberapa ruas jalan tol dan jalan nasional.

“Kalau saya bilang kemungkinan kemacetan cukup panjang mudah-mudahan tidak terjadi. Kalau hambatan pasti ada hambatan. Karena memang sudah dilakukan beberapa skema dengan manajemen rekayasa yang sifatnya bersama sekaligus kita lakukan,” ujar Budi, kepada Kompas.com.

Baca juga: Transportasi Umum Beroperasi Normal Selama PPKM Level 2 di Jakarta

Seperti diketahui, Kemenhub telah mengatur operasional angkutan barang selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2022.

Selain itu, beberapa ruas jalan juga diterapkan one way dan ganjil genap untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas.

Menurut Budi, beberapa rekayasa yang diterapkan selama mudik Lebaran tersebut bisa mengurangi volume kendaraan yang melalui jalan tol sebanyak 30-40 persen.

“Itu kan juga mampu mereduksi yah mungkin 30-40 persen kendaraan yang lewat untuk tidak menggunakan jalan tol, tetapi juga dibagi ke jalan nasional,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com