Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Kronis Kambuh, Mobil Tabrak Pengendara Motor

Kompas.com - 15/02/2022, 07:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beredar video di media sosial yang menampilkan mobil berwarna putih berjalan oleng.

Dalam rekaman yang diunggah oleh akun Instagram bernama @andreli_48, terlihat mobil sesekali berjalan ke kanan hingga melewati garis tengah dan sesekali berjalan ke kiri hingga ke bahu jalan.

Pada akhir video, mobil terlihat terperosok di semak-semak dan disebut menabrak seorang pengendara motor hingga meninggal dunia.

Mobil bernopol AD dan bersticker hello herbalife oleng puluhan kilo meter dan menyerempet beberapa kendaraan motor dan terakhir menghantam pemotor petani hingga meninggal di tempat, belum diketahui penyebab oleng tersebut, untuk lokasi 3 kilo sebelum waduk kedung ombo,” tulis keterangan unggahan video tersebut.

Baca juga: Mobil Diesel Diisi Pertamax, Akhirnya Diangkut Towing

Kanit Laka Satlantas Polres Boyolali Ipda Budi Purnomo menjelaskan, kejadian kecelakaan bermula saat mobil Isuzu berwarna putih berjalan tak beraturan dari arah barat ke timur (Juwangi-Kedungombo).

Dugaan sementara kecelakaan terjadi karena pengemudi mengantuk dan tidak dalam kondisi fit.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Andre Li (@andreli_48)

“Sesampainya di TKP oleng ke kanan bertabrakan dengan sepeda motor dari lawan arah. Ini diduga satu ngantuk, kedua penyakit gulanya kambuh, sehingga merasa badan letih lemas pusing,” ucap Budi dikutip dari Kompas.com, Senin (14/2/2022).

Berkaca dari hal ini, masyarakat harus sadar untuk memastikan kesehatan mereka ketika mereka berkendara diruang publik. Mengingat belum ada undang-undang terkait hal ini, minimal pengemudi melakukan pengecekan terkait kesehatan secara reguler.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, berkendara dalam kondisi tidak fit bisa berujung kantuk, lemas, letih dan lain-lain.

Menurutnya, hal ini diakibatkan kurangnya waktu istirahat, sehingga organ-organ tubuh melemah dan tidak dapat merespon cara mengemudi yang aman.

Baca juga: Kenali Potensi Bahaya Ganti Aki Mobil Secara Sembarangan

“Pengemudi ini bukan nekat, karena dia sebenarnya tahu kalau kondisinya lemah tetapi tidak mau istirahat. Ditambah adanya penyakit penyerta atau faktor usia menjadikan mengemudi lebih berat. Itu sebabnya faktor istirahat berkala sangat penting dalam sebuah perjalanan,” ucap Sony saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/2/2022).

Selain itu, bagi pengemudi lain yang melihat kondisi ini jangan diam saja. Segera beri peringatan dengan lampu atau klakson berkali-kali agar pengendara tersebut sadar.

“Itu merupakan bagian dari etika dan tanggung jawab saat berkendara. Menjaga keselamatan itu tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga orang lain. Jangan pernah senang melihat orang lain celaka, ini perilaku buruk yang akan menghilangkan rasa empati,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com