Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Evaluasi dan Rekomendasi KNKT Soal Kecelakaan Bus Transjakarta

Kompas.com - 23/12/2021, 08:22 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah melakukan evaluasi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya memberikan empat rekomendasi untuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terkait rentetan kecelakaan yang dialami armadanya sepanjang 2022.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya sudah melakukan audit secara menyeluruh. Namun tujuannya bukan untuk mencari siapa yang salah, melainkan yang terpenting memberikan rekomendasi pasti.

Adapun tujuan dari audit yang dilakukan KNKT bukan untuk menihilkan jumlah kecelakaan, melainkan menekan atau mengurangi insiden yang melibatkan bus Transjakarta.

"Bulan depan kami harapkan kecelakaan Transjakarta bisa turun. Jadi sekali lagi bukan 0, realistis. Kami ingin ada target angka kecelakaan turun ke level yang kami harapkan," ucap Seorjanto dalam keterangan resminya, Rabu (22/12/22).

Baca juga: Kejadian Lagi, Ban Truk Pecah di Tol Membahayakan Pengemudi Lain

Bus Transjakarta kecelakaan hingga menabrak Pos Polisi di Jalan Meyjen Sutoyo,  Cililitan,  Jakarta Timur, Kamis (2/12/2021).INSTAGRAM/@TMCPoldaMetro Bus Transjakarta kecelakaan hingga menabrak Pos Polisi di Jalan Meyjen Sutoyo, Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (2/12/2021).

Terkait hasil evaluasi yang telah dilakukan, Ahmad Wildan, Plt. Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) mengatakan, ada empat rekomendasi yang diberikan, yakni manajemen risiko, kelaikan awak, kelaikan armada, dan keselamatan rute.

Soal manajemen risiko Transjakarta, Wilda mengatkan diperlukan penambahan departemen khusus yang berguna mengelola manajemen risiko juga memberikan jaminan keselamatan. Unitnya sendiri sebenarnya sudah ada, tapi tetap perlu ditingkatkan.

"Unit pengelola manajemen risiko itu kedudukannya paling tidak sama dengan direktorat yang di bawah direktur utama dan dipimpin direktur," ucap Wildan.

Transjakarta juga dianggap perlu melakukan perbaikan soal standar operasional prosedur (SOP) soal kelaikan armada yang digunakan.

Dari evaluasi atas proses procurement terhadap SOP, ada dinamika perubahan yang perlu diperhatikan atau prosedur yang adaptif dan responsif terhadap perkembangan dinamikan teknologi bus.

Baca juga: Tips Mudah Melihat Ciri-ciri Ban Mobil yang Sudah Kedaluwarsa

Bus Transjakarta menabrak separator jalur di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (6/12/2021).Dokumentasi Pribadi Bus Transjakarta menabrak separator jalur di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (6/12/2021).

"Bus Transjakarta itu sudah mulai bridging, mulai dari bus yang konvensional, ototronik, megatronik, hingga nantinya masuk ke electrical vehicle," kata Wildan.

Evaluasi ketiga menyoal keselamatan rute Transjakarta. KNKT merekomendasikan agar melakukan pemetaan risiko dari rute-rute yang dilalui.

Menurut Wildan, bersama dengan Transjakarta pihaknya sudah melakukan pemetaan 13 lintasan Bus Rapid Transit (BRT), dan menemukan hazard dalam lintasan tersebut. Lantaran itu, diperlukan mapping yang lebih komprehensif, tak hanya pada 13 koridor tapi lintasan non-BRT serta jalan tol.

"Kami meminta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) melakukan road hazard mapping terhadap lintasan Transjakarta, baik BRT, non-BRT, dan jalan tol. Lalu keluarannya akan jadi kebijakan, panduan, dan penerapan," ucap Wildan.

Baca juga: Proyeksi Toyota Soal Pasar dan Tren Mobil pada 2022

Rekomendasi terakhir terkait awak bus yang bertugas. KNKT akan melakukan kajian ulang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan skema sertifikasi profesi terhadap pengemudi angkutan umum massal.

uji coba bus listrik higerKOMPAS.com/FATHAN RADITYASANI uji coba bus listrik higer

Wildan mengatakan, Transjakarta sendiri akan membuat kompetensi pengemudi yang rencananya dilakukan pada 2022 mendatang.

"Direncankaan akan dibuat suatu mekanisme pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan pengemudi yang memiliki tiga ring kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap baik," ucap Wildan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau