JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah melakukan evaluasi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya memberikan empat rekomendasi untuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terkait rentetan kecelakaan yang dialami armadanya sepanjang 2022.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya sudah melakukan audit secara menyeluruh. Namun tujuannya bukan untuk mencari siapa yang salah, melainkan yang terpenting memberikan rekomendasi pasti.
Adapun tujuan dari audit yang dilakukan KNKT bukan untuk menihilkan jumlah kecelakaan, melainkan menekan atau mengurangi insiden yang melibatkan bus Transjakarta.
"Bulan depan kami harapkan kecelakaan Transjakarta bisa turun. Jadi sekali lagi bukan 0, realistis. Kami ingin ada target angka kecelakaan turun ke level yang kami harapkan," ucap Seorjanto dalam keterangan resminya, Rabu (22/12/22).
Terkait hasil evaluasi yang telah dilakukan, Ahmad Wildan, Plt. Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) mengatakan, ada empat rekomendasi yang diberikan, yakni manajemen risiko, kelaikan awak, kelaikan armada, dan keselamatan rute.
Soal manajemen risiko Transjakarta, Wilda mengatkan diperlukan penambahan departemen khusus yang berguna mengelola manajemen risiko juga memberikan jaminan keselamatan. Unitnya sendiri sebenarnya sudah ada, tapi tetap perlu ditingkatkan.
"Unit pengelola manajemen risiko itu kedudukannya paling tidak sama dengan direktorat yang di bawah direktur utama dan dipimpin direktur," ucap Wildan.
Transjakarta juga dianggap perlu melakukan perbaikan soal standar operasional prosedur (SOP) soal kelaikan armada yang digunakan.
Dari evaluasi atas proses procurement terhadap SOP, ada dinamika perubahan yang perlu diperhatikan atau prosedur yang adaptif dan responsif terhadap perkembangan dinamikan teknologi bus.
"Bus Transjakarta itu sudah mulai bridging, mulai dari bus yang konvensional, ototronik, megatronik, hingga nantinya masuk ke electrical vehicle," kata Wildan.
Evaluasi ketiga menyoal keselamatan rute Transjakarta. KNKT merekomendasikan agar melakukan pemetaan risiko dari rute-rute yang dilalui.
Menurut Wildan, bersama dengan Transjakarta pihaknya sudah melakukan pemetaan 13 lintasan Bus Rapid Transit (BRT), dan menemukan hazard dalam lintasan tersebut. Lantaran itu, diperlukan mapping yang lebih komprehensif, tak hanya pada 13 koridor tapi lintasan non-BRT serta jalan tol.
"Kami meminta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) melakukan road hazard mapping terhadap lintasan Transjakarta, baik BRT, non-BRT, dan jalan tol. Lalu keluarannya akan jadi kebijakan, panduan, dan penerapan," ucap Wildan.
Rekomendasi terakhir terkait awak bus yang bertugas. KNKT akan melakukan kajian ulang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan skema sertifikasi profesi terhadap pengemudi angkutan umum massal.
Wildan mengatakan, Transjakarta sendiri akan membuat kompetensi pengemudi yang rencananya dilakukan pada 2022 mendatang.
"Direncankaan akan dibuat suatu mekanisme pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan pengemudi yang memiliki tiga ring kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap baik," ucap Wildan.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/12/23/082200015/hasil-evaluasi-dan-rekomendasi-knkt-soal-kecelakaan-bus-transjakarta