Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Perkotaan Punya Karakteristik Model Bangku Saling Berhadapan

Kompas.com - 29/11/2021, 12:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Saat ini, berbagai kota di Indonesia mulai kembali menggunakan bus di dalam kota. Bus ini juga dikenal sebagai BRT atau Bus Rapid Transit yang mendatangi setiap bus stop atau halte di pinggin jalan.

Jika diperhatikan, susunan bangku yang digunakan BRT saling berhadapan. Berbeda ceritanya dengan bus antar kota yang semua bangkunya menghadap ke depan.

Lalu mengapa susunan bangkunya berbeda?

Baca juga: Satu Lagi Brand Bodykit Lokal, Hadir di Innova dan Fortuner

Sejumlah penumpang mencoba fasilitas di dalam bus rapid trans (BRT) trans Jateng saat acara peluncuran koridor 1 Purwokerto-Purbalingga di Terminal Bulupitu Purwokerto, Senin (13/8/2018).KOMPAS.com/Iqbal Fahmi Sejumlah penumpang mencoba fasilitas di dalam bus rapid trans (BRT) trans Jateng saat acara peluncuran koridor 1 Purwokerto-Purbalingga di Terminal Bulupitu Purwokerto, Senin (13/8/2018).

Sales Staff Karoseri Tentrem Dimas Raditya mengatakan, susunan bangku BRT yang saling berhadapan memang idealnya seperti itu. Mengingat bus ini punya alur penumpang naik-turun yang cukup sering.

“Idealnya memang seperti itu, karena buat arus keluar masuk penumpang lebih mudah dan cepat. Selain itu, kursinya juga terbuat dari plastik yang diberi busa di tengah,” kata Dimas kepada Kompas.com, belum lama ini.

Selain itu, jumlah bangku di BRT lebih sedikit dan disediakan banyak pegangan tangan untuk penumpang berdiri. Jumlah bangku yang lebih sedikit ini juga berkaitan dengan mobilitas penumpang yang cepat baik naik maupun turun dari bus.

Baca juga: Sopir Mercy Lawan Arus karena Pikun, Bisa Dijatuhi Hukuman?

Sebuah bus TransJakarta melintas saat berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Petugas akan memberikan akses untuk melintas di titik penyekatan PPKM Darurat di 63 titik di wilayah Jadetabek yang berlaku dari 3 - 20 Juli 2021 hanya yang masuk kategori sektor-sektor esensial. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Sebuah bus TransJakarta melintas saat berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Petugas akan memberikan akses untuk melintas di titik penyekatan PPKM Darurat di 63 titik di wilayah Jadetabek yang berlaku dari 3 - 20 Juli 2021 hanya yang masuk kategori sektor-sektor esensial. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.

“BRT lebih berfungsi untuk menampung penumpang yang berdiri, oleh karena itu disediakan pegangan tangan di kabinnya,” ucap Werry Yulianto, Export Manager Karoseri Laksana.

BRT juga punya rute yang cukup pendek, fungsi utamanya juga bisa memuat banyak penumpang dengan aman. Berbeda dengan bus antar kota yang harus memerhatikan kenyamanan penumpang dalam perjalanan berjam-jam.

Selain itu, pada BRT juga tidak disediakan bagasi, dikarenakan menggunakan model bus dengan dek yang rendah. Pada bagian bawah bus yang bisa dijadikan bagasi, dipasang tangki udara untuk sistem pintu otomatisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com