JAKARTA, KOMPAS.com – Studi terbaru mengungkapkan bahwa memiliki mobil listrik selama tahun pertama kepemilikan bisa lebih mahal daripada kendaraan ICE (Internal Combustion Engine). Tetapi dalam jangka panjang, biaya servis mobil listrik rata-rata jauh lebih murah.
Dilansir dari Carscoops (1/11/2021), We Predict merilis data bahwa pemilik EV (Electric Vehicle) di AS menghabiskan rata-rata 123 dolar AS atau setara Rp 1,7 jutaan untuk biaya layanan dalam tiga bulan pertama kepemilikan, dan 306 dolar AS atau setara Rp 4,3 jutaan pada tahun pertama.
Sebagai perbandingan, pemilik mobil ICE biasanya menghabiskan masing-masing 53 dolar AS atau setara Rp 2,1 jutaan dan 189 dolar AS atau setara Rp 2,6 jutaan.
Baca juga: Toyota Resmi Hadirkan SUV Listrik bZ4x, Siap Mengaspal 2022
Namun, EV menjadi lebih murah seiring berjalannya waktu, dengan biaya servis untuk 36 bulan pertama rata-rata 514 dolar AS atau setara Rp 7,3 jutaan dibandingkan dengan 749 dolar AS atau setara Rp 10,6 jutaan untuk mobil ICE.
Studi We Predict mengklaim, perbedaan ini terutama disebabkan oleh biaya perawatan yang lebih rendah.
Karena pemilik EV biasanya hanya menghabiskan 77 dolar AS atau setara Rp 1 jutaan secara eksklusif untuk perawatan selama tiga tahun pertama, dibandingkan dengan rata-rata 228 dolar AS atau setara Rp 3,2 jutaan untuk mobil ICE.
Baca juga: Ini Tarif Perpanjangan SIM A dan SIM C per November 2021
"Data menunjukkan bahwa biaya perawatan lebih rendah,” ujar kepala eksekutif We Predict James Davies, kepada Auto News.
"Dan pemeliharaan mesin listrik dalam jangka menengah hingga jangka panjang secara signifikan lebih murah dan tidak terlalu penuh dengan perbaikan yang lebih besar daripada mesin ICE," kata dia.
Studi perusahaan data ini mencakup lebih dari 13 juta kendaraan dari 400 model, dan hasilnya didasarkan pada 65 juta pesanan servis dan perbaikan.
Baca juga: Syarat Perjalanan Baru Moda Transportasi Darat untuk Umum dan Pribadi
Nilainya mencapai lebih dari 7,7 miliar dolar AS atau setara Rp 109 triliun untuk suku cadang dan 9,5 miliar dolar AS atau setara Rp 135 triliun untuk biaya jasa.
Perhitungan ini juga termasuk biaya pemeliharaan, perbaikan yang tidak direncanakan, garansi dan penarikan kembali, diagnostik, pembaruan perangkat lunak, opsi yang dipasang di pabrik, dan kampanye layanan.
“Biaya rata-rata tenaga kerja pada EV bisa dua atau tiga kali lebih tinggi daripada (mobil) ICE saat ini karena butuh waktu lebih lama untuk mencari tahu apa masalahnya, dan kemudian lebih lama untuk menyelesaikannya,” kata Davies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.