Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Kelangkaan Solar, Aptrindo Mulai Buka Suara

Kompas.com - 18/10/2021, 08:12 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Isu kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Biosolar seperti jadi kisah bersambung yang tidak pernah selesai. Sebab, isu ini hampir selalu terjadi pada triwulan terakhir tiap tahun.

Bukan hanya terjadi di sebagian besar daerah di Pulau Sumatera, kelangkaan BBM ini juga melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Melansir Kompas.com, kabar terbaru mengenai kelangkaan solar bersubsidi telah merambah hingga Tol Trans Jawa dari Semarang sampai Probolinggo. Fenomena ini terekam dalam unggahan video dan viral di media sosial.

Baca juga: Avanza Veloz Model Baru, Calon LMPV dengan Fitur Terbanyak

Akibat kelangkaan solar bersubsidi ini, berdampak pada terjadinya antrian panjang truk-truk yang membutuhkan bahan bakar, sehingga arus distribusi logistik di berbagai daerah mulai terhambat.

Apalagi kasus yang terjadi di beberapa wilayah di Sumatera menyebabkan antrian hingga berhari-hari lamanya.

Agus Pratiknyo, Wakil Ketua Bidang Angkutan Distribusi & Logistik DPD Aptrindo Jateng & DIY pun turut mengeluhkan kondisi tersebut.

Tim Ditreskrimsus Polda Riau saat menemukan lokasi penimbunan minyak solar disebuah perusahaan di Kabupaten Bengkalis, Riau, Sabtu (16/10/2021).Dok. Polda Riau Tim Ditreskrimsus Polda Riau saat menemukan lokasi penimbunan minyak solar disebuah perusahaan di Kabupaten Bengkalis, Riau, Sabtu (16/10/2021).

"Selain harus mengantri selama berjam-jam, pembelian Biosolar pun dibatasi berbeda-beda di tiap SPBU. Untuk truk-truk antar kota antar propinsi (AKAP) hal seperti ini tentu saja sangat menyulitkan, karena terpaksa harus sering-sering mengantri dan membuang waktu dalam perjalanannya," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/10/2021).

Baca juga: Mulai Besok Waktu Pemberlakuan Ganjil-Genap di Jakarta Kembali Normal

Seperti yang sudah diketahui, kasus kelangkaan solar bersubidi salah satunya disebabkan karena permainan dan praktik penimbunan BBM di sejumlah daerah. Pihak kepolisian pun telah menindak beberapa di antaranya.

Agus pun mengusulkan agar Pertamina memperketat pengawasan di seluruh SPBU yang dikelola agar tidak terjadi lagi praktik penimbunan BBM bersubsidi. Diharapkan pemerintah juga merilis peraturan mengenai konsumsi BBM subsidi yang hanya boleh digunakan untuk kendaraan pelat kuning.

Baca juga: Yamaha Limi 125, Harganya Lebih Mahal dari Nmax

"Sebenarnya sudah lama dilakukan pendataan penjualan Biosolar oleh petugas di semua SPBU, namun sampai saat ini kami tidak tahu untuk apa sebenarnya pendataan itu," kata Agus lebih lanjut.

"Kalau untuk pengendalian suplai BBM bersubsidi, kan mestinya sudah bisa dikalkulasikan dengan pendataan itu. Kami berharap pemerintah mau serius memikirkan soal kelangkaan Biosolar yang sering terjadi ini," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau