Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transisi Indonesia Menuju Kendaraan Listrik Butuh 15 Tahun

Kompas.com - 11/10/2021, 08:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Penjualan kendaraan di Indonesia saat ini masih didominasi mobil dan motor dengan mesin bakar internal. Meskipun kendaraan listrik mulai tersedia di pasaran, namun penetrasinya masih terbilang kurang.

Untuk mempercepat transisi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik, pemerintah perlu menyiapkan strategi khusus.

“Penjualan mobil saat ini sekitar 80.000 sampai 90.000 unit per bulan, dan itu semua masih didominasi kendaraan berbahan bakar fosil,” ujar Ricky Elson, ilmuan dan pemegang paten motor listrik, dalam live Instagram @tedxgreenwalfare yang dilansir Minggu (10/10/2021).

Baca juga: Update Harga BBM Pertamina, Shell dan Vivo, Pertamax Turbo Turun

Ilustrasi mobil listrik SeloInstagram @ricky_elson Ilustrasi mobil listrik Selo

“Artinya, saat ini untuk transisi ke kendaraan listrik masih ditentukan oleh produsen kendaraan. Tidak oleh kita. Kita enggak bisa bilang ke Toyota yang memproduksi 7 juta mobil setiap tahun, bikin mobil listrik dong, enggak bisa seperti itu,” kata dia.

Menurut Ricky, Indonesia sebetulnya bisa bergerak sendiri untuk mempercepat proses transisi. Bahkan tidak perlu menunggu merek otomotif memasarkan produknya di Tanah Air.

“Karena pemain otomotif perlu bikin pabrik dulu, perlu men-setting sistem produksi dulu, perlu melakukan pengujian-pengujian dulu, perlu minta izin ini itu dulu, perlu sosialisasi ke masyarakat dulu. Jadi proses ini panjang, sekitar 10-15 tahun mendatang,” ucap Ricky.

Baca juga: Toyota Siapkan SUV Mungil Aygo X, Meluncur November

Mini Klasik yang dikonversi menjadi mobil listrik oleh Swindon Powertrain.AUTOCAR.co.uk Mini Klasik yang dikonversi menjadi mobil listrik oleh Swindon Powertrain.

Ia juga mengatakan, meskipun saat ini sudah ada sejumlah merek yang memasarkan mobil listrik secara langsung, tapi secara penjualan masih di bawah angka 2.000 unit per bulan, dibandingkan mobil konvensional yang mencapai 80.000 unit per bulan.

“Sehingga yang bisa kita lakukan pada masa transisi ini, pemerintah bisa melakukan satu opsi lagi, yaitu konversi. Konversi ini mengubah kendaraan-kendaraan yang emisinya tinggi, yang sudah tua, ke kendaraan listrik,” kata Ricky.

“Boleh dengan program subsidi pemerintah, boleh dengan pemerintah membuatkan bengkel-bengkel, sehingga orang Indonesia memiliki keterampilan dan penguasaan teknologi kendaraan listrik lebih cepat dari negara manapun,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau