JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tak menampik tengah menunggu keputusan dari Kementerian Keuangan terkait kelanjutan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) 100 persen.
Pasalnya, ketidakpastian suatu kebijakan bisa berdampak buruk terhadap pasar. Sehingga diharapkan dapat cepat rampung dan diperpanjang agar pemulihan industri otomotif nasional akibat Covid-19 cepat.
"Kami masih menunggu kabar selanjutnya. Ini untuk kepentingan bersama, sehingga diharapkan positif," kata Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto saat dihubungi, Selasa (31/8/2021).
Baca juga: Tips untuk Pemula Saat Mengemudikan Mobil Transmisi Manual di Jalan Menanjak
Diketahui, pembebasan tarif PPnBM untuk mobil 1.500 cc akan berakhir di 31 Agustus 2021. Hal ini tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan No 77/PMK.010/2021.
Setelahnya, diskon tetap berlanjut tetapi susut menjadi 25 persen selama September-Desember 2021. Maka, para pembeli mobil baru terkait akan dikenakan biaya PPnBM sebesar 75 persen.
Melihat perkembangan sektor otomotif usai diberlakukan PPnBM 0 persen selama Maret-Agustus 2021, Kementerian Perindustrian lantas mengirimkan surat permohonan untuk memperpanjang insentif terkait hingga akhir tahun
Namun, kepastian terkait hal tersebut belum diputuskan sampai dengan saat ini.
"Tahun lalu itu pasar turun luar biasa, di mana angka penjualan hanya 500.000 unit, seperti kembali 20 tahun lalu. Kini, jauh lebih baik," ucap Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi dalam kesempatan terpisah.
Baca juga: Ratusan Ribu Mobil Terdampak, Jangan Abai Seruan Recall Airbag
"Januari-Juli 2021 kita sudah mencapai 588.881 unit secara wholesales, naik 49,4 persen dari tahun lalu. Terima kasih kepada pemerintah atas insentif yang diberikan sehingga industri otomotif bisa terselamatkan," lanjut dia.
Apabila diskon PPnBM DTP 100 persen tidak berlanjut, Jongkie mengaku tak bisa memprediksi kondisi pasar otomotif nasional dalam beberapa bulan ke depan.
Namun, kemungkinan terburuk target penjualan mobil sebesar 750.000 unit sampai dengan akhir 2021 akan meleset seiring naiknya harga mobil di pasar dalam negeri. Padahal, kini masyarakat sedang dihadapi pandemi.
“Analisa kami, kalau harga mobil naik orang yang tadinya sudah siap mau beli tidak jadi beli. Maka, bukan mustahil angka target penjualan mobil di tahun ini meleset atau turun," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.