JAKARTA, KOMPAS.com – Krisis cip semikonduktor tengah melanda industri otomotif global. Hampir semua pabrikan tengah bermasalah dengan penyediaan keping kecil yang berisi rangkaian elektronik ini.
Kabar terbaru, Toyota Motor Corporation telah mengumumkan pengurangan produksi hingga 40 persen pada September 2021.
Bob Azam, Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), mengatakan, krisis cip bermula ketika produksi otomotif sedang turun karena pandemi.
Baca juga: Jalan Tol Cinere-Serpong Selesai Oktober 2021, Siap Tembus Tol Cijago
Menurut Bob, kondisi ini menyebabkan cip semikonduktor lebih banyak dialokasikan buat barang elektronik.
Apalagi permintaan elektronik tengah meningkat saat pandemi. Seperti diketahui, segala kegiatan dilakukan secara daring, membuat produksi ponsel pintar hingga komputer ikut terdongkrak.
“Lantas ketika industri otomotif mulai recovery, pabrik semikonduktor tidak bisa suplai, butuh waktu,” ucap Bob, kepada Kompas.com (20/8/2021).
Baca juga: Aksi Nekat Fortuner Lawan Arah, Serempet dan Tabrak Mobil
Kondisi ini menyebabkan antrean inden pemesanan mobil. Sejumlah mobil bahkan harus menunggu hingga berbulan-bulan bahkan setahun.
“Untuk penambahan volume tentu butuh waktu. Dia butuh waktu 4-5 bulan untuk produk existing, butuh waktu lebih lama lagi untuk produk baru,” ujar Bob.
Bob menambahkan, mobil dengan fitur yang canggih membutuhkan suplai cip semikonduktor lebih banyak. Biasanya inden mobil dengan fitur-fitur canggih ini juga memakan waktu lebih lama.
“Fitur mobil yang canggih lebih intens dengan semikonduktor. Di model sederhana ada juga, tapi relatif masih bisa terbantu suplainya,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.