Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Lampu Truk Besar Tersemat di Bumper?

Kompas.com - 23/08/2021, 09:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Posisi lampu depan pada kendaraan biasanya termasuk aspek yang memengaruhi desain secara keseluruhan. Lampu bisa diibaratkan sebagai mata dari kendaraan, sehingga bentuknya pun diperhatikan.

Selain kendaraan penumpang, desain lampu juga turut diperhatikan pada truk. Walau memang, desain pada truk tidak terlalu penting, karena fokus dari truk adalah kemampuan dan keandalannya, bukan dari desain.

Namun, bicara desain dan penempatan lampu pada truk, biasanya tersemat pada bumper. Truk dengan lampu yang rendah ini biasanya digunakan pada truk-truk yang besar.

Baca juga: Micro Bus Super Mewah Buatan Adiputro, Pakai Kursi Selonjor

Ilustrasi truk lansiran HinoKompas.com/Setyo Adi Ilustrasi truk lansiran Hino

Lalu, mengapa penempatan lampu depan truk begitu rendah, bahkan di bagian bumper?

Deputy GM Product Division PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Prasetyo Adi mengatakan, penempatan lampu truk tadi disesuaikan lagi kepada dimensi dari truknya.

Misalnya untuk truk ringan dan medium seperti Hino Dutro, posisi lampu depannya masih di atas bumper. Sedangkan untuk truk yang lebih besar seperti Hino Ranger 500, posisi lampunya ada di bumper.

Baca juga: Ketika Aspal Sirkuit Mandalika Sudah Lebih Dulu Dijajal Tukang Sayur

“Penempatan lampu depan disesuaikan juga dengan desain kabin dan peraturan pemerintah. Peraturan pemerintah mengatur tinggi maksimum lampu depan agar tidak menyilaukan pengendara dari arah berlawanan,” ucap Prasetyo kepada Kompas.com, belum lama ini.

Prasetyo mengatakan, desain lampu di truk dibuat agar elegan dan tetap mengutamakan keselamatan. Selain itu, soal ketinggian lampu depan sudah diatur pada PP Nomor 55 Tahun 2012 Pasal 24, yaitu maksimal 1.500 mm dari permukaan jalan.

“Selain itu, perawatan seperti penggantian lampu juga jadi lebih mudah jika posisinya di bumper. Hal ini dikarenakan part atau komponennya terpisah, jadi bisa lebih murah,” kata Prasetyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau